Edible Flower, Alternatif Pangan Fungsional

Dini Setiarsih – Dosen S1 Gizi, Fakultas Kesehatan
ADANYA edible flower, bunga yang dapat dimakan, bukanlah suatu hal yang baru di dunia. Tercatat bangsa Yunani Kuno, Romawi dan Cina telah mengenal dan memanfaat bunga sebagai bahan pengobatan, hiasan dalam sajian makanan dan sebagai makanan itu sendiri.

Beberapa jenis bunga yang tergolong edible flower adalah Geranium, Borage, Nasturtium, Butterfly Blue Pea, Snapdragon, Pansy, Dahlia Pompone, Rose Petal, Miniatur Roses, French Marigold, Dianthus, Impatiens, Begonia, Torenia, Gomphrena, Egyptian Star Flowers dan Melati. Bunga-bunga tersebut dimanfaatkan karena alasan estetika, warna, rasa dan manfaat bagi kesehatan.

Edible flower yang dimanfaatkan untuk estetika, sebagai hiasan sajian, contohnya adalah Mawar, Violet, Teratai dan Bunga Labu. Bunga Telang dan Rosella termasuk dalam edible flower yang dimanfatkan karena dapat memberi warna menarik pada makanan.

Edible flower yang dimanfaatkan karena rasanya yang khas contohnya adalah Melati dan Pelargonium beraroma peppermint. Sementara itu bunga dengan potensi bioaktif menjadikannya berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan. Contoh bunga dengan potensi bioaktif adalah bunga Krisan, Kelor, Pisang, Widmalva, Nasturtium, Krokot, Chives, Borage, Kamomil, dan Snapdragon.

Kandungan antioksidan, antimikroba, antihipertensi, antikanker dan antikolesterol menjadikan edible flower banyak dimanfaatkan dengan alasan kesehatan. Sebuah studi di Jepang oleh Chensom dan timnya dilakukan terhadap 13 jenis edible flower.

Studi tersebut mengkaji kandungan nutrisi, polifenol total, karotenoid dan aktivitas antioksidan edible flower. Kesimpulan dari studi tersebut adalah bahwa edible flower merupakan sumber antioksidan yang potensial. Pofil nutrisi ketigabelas bunga tersebut juga serupa dengan sayuran. Beberapa bunga juga mengandung provitamin yaitu karoten dan cryptoxanthin.

Studi tersebut menyarankan konsumsi edible flower secara rutin dapat membantu pencegahan diabetes, hipertensi, penumpukan adiposa dan reaksi oksidasi di dalam tubuh.

Saat ini semakin banyak studi tentang manfaat edible flower terhadap kesehatan. Bunga Marigold, Lavender, Arnica dan Daisy ditemukan memiliki sifat adiktif yang kuat sehingga dapat digunakan sebagai alternatif obat penenang.

Keempat bunga tersebut juga mengandung karotenoid, triterpenoid tingkat tinggi dan memiliki sifat anti hiperglikemik. Bunga Lili Air, Rosella dan Magnolia ditemukan memiliki aktivitas anti obesitas. Selain itu Rosella juga memiliki aktivitas anti kolesterol, anti hipertensi dan anti diabetes.

Kembang Sepatu Cina dilaporkan memiliki aktivitas anti kejang, anti diabetes, berfungsi untuk penyembuhan luka, pertumbuhan rambut dan meningkatkan kekebalan tubuh. Bunga Mawar memiliki efek penurunan tekanan darah akut dan kronis.

Ada banyak bunga yang aman dan bergizi untuk dikonsumsi. Umumnya bunga yang layak dikonsumsi berasal dari jenis tanaman hias, bunga buah-buahan dan sayuran. Namun ada beberapa bunga yang dinilai tidak aman untuk dikonsumsi. Ada bunga yang dapat menyebabkan alergi dan penyakit. Bunga yang terkontaminasi pestisida dapat menyebabkan keracunan. Karena itu perlu identifikasi terlebih dahulu pada setiap varietas bunga serta teknik pengolahan yang tepat agar bunga layak dan aman dikonsumsi.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi edible flower adalah yang pertama mengidentifikasi jenis bunga secara akurat terlebih dahulu, apakah termasuk dalam jenis bunga yang aman dimakan atau tidak.

Waktu pemanenan bunga sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena dapat berpengaruh pada warna, rasa dan aroma. Metode pengawetan bunga yang tepat juga perlu diperhatikan karena berpengaruh pada kualitas dan sifat bioaktif. Dan yang terakhir, konsumsi bunga harus dibatasi dan dihindari oleh konsumen dengan hipersensitif.

Edible flower dengan potensi yang dimiliki dapat menjadi nilai tambah bagi sebuah produk. Edible flower dapat dijadikan minuman seperti teh bunga Telang dan Rosella. Selain warnanya yang menarik, produk tersebut bermanfaat bagi kesehatan. Produk yoghurt dengan bunga juga dapat dikembangkan sebagai produk inovatif mengingat belum banyak ditemukan produk tersebut di pasaran.

Bunga juga dapat diolah sebagai produk keju seperti yang dilakukan di negara-negara Mediterania dengan bunga Cardoon. Dengan manfaat kesehatan yang dimiliki, edible flower sangat menjanjikan sebagai alternatif pangan fungsional dengan catatan produk pangan tersebut harus teruji keamanannya sehingga tidak membahayakan konsumen. (***)

Dini Setiarsih – Dosen S1 Gizi, Fakultas Kesehatan Unusa