Belajar Sukses dari Lumajang, Unusa-Unicef Bahas Masalah Gizi di Saat Bencana

Surabaya – Jawa Timur memiliki potensi bencana yang harus diwaspadai oleh masyarakat. Berdasarkan siaran berita dari Badan Penanggulangan Bencana Provinsi (BPBD) Jawa Timur, masyarakat perlu waspada terhadap potensi bencana alam berupa letusan gunung berapi, gempa, banjir maupun angin.

Salah satu upaya kewaspadaan masyarakat adalah menyusun rencana kontingensi pada masalah gizi. Permasalahannya adalah Provinsi Jawa Timur belum memiliki rencana kontingensi tersebut.

Merespon hal tersebut Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama Unicef menginisiasi penyusunan rencana kontingensi gizi bencana dengan mengundang mitra di antaranya, BPBD Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Kegiatan tersebut diadakan 4 Juli 2023.

Waritsah Sukarjiyah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim dalam sambutannya, menyampaikan bahwa dalam laporan BPBD Jawa Timur, terdapat 37 kab/kota berada pada indeks risiko bencana sedang.

“Untuk melakukan manajemen bencana yang baik, hal yang perlu dilakukan adalah adanya assessment yang tepat, sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran,” tegasnya.

Kegiatan tersebut diadakan setelah tersusunnya Rencana Kontingensi Gizi Bencana di Kabupaten Lumajang.

“Kegiatan ini seharusnya diadakan sebelum Lumajang, akan tetapi karena adanya bencana Gunung Semeru pada tahun 2021 sehingga didahulukan untuk Kabupaten Lumajang. Sehingga harapannya dari kisah sukses di Lumajang dapat mempermudah penyusunan di Jawa Timur,” ungkap Waritsah.

Dalam kegiatan tersebut mendapatkan berbagai macam masukan dari stakeholder diantaranya perlu penjabaran Kecamatan dan Desa dari Kab/Kota yang memiliki risiko bencana sedang. Selain itu Dinas Sosial dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sudah menyiapkan cadangan dana dan logistik dalam rencana kontingensi gizi bencana, akan tetapi perlu menunggu verfikasi data untuk sasaran pengungsi riskan.

Pada sesi akhir kegiatan disepakati bahwa penyusunan rencana ini membutuhkan data dari masing-masing mitra untuk dimasukkan ke dalam Buku Rencana Kontingensi Gizi Bencana Provinsi Jawa Timur.

“Untuk menyelesaikan buku ini kami membutuhkan dukungan data dan kebijakan dari masing-masing mitra yang hadir untuk melengkapi dan menyempurnakan buku ini. Setelah ini kami akan mengundang kembali bapak ibu dalam lanjutan penyusunan buku ini. Harapannya bapak ibu tetap terlibat dalam kegiatan ini,” jelas Karina Widowati, selaku perwakilan Unicef.

Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari kerjasama Unicef dan Unusa dalam menyelesaikan masalah gizi. Dalam kegiatannya, Dini Setiarsih dan Syafiuddin selaku tim dari Unusa berharap rencana kontingensi yang disusun dapat membantu Pemprov Jatim ketika saat bencana, khususnya dalam program gizi bencana. (***)