Surabaya – Himpunan mahasiswa (Hima) D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya melakukan pengabdian masyarakat di sektor informal tepatnya di mebel Ika Tunggal, Surabaya, Senin (5/2).
Pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam rangkaian Festival Bulan K3 Nasional Unusa (FBK3NU). Merry Sunaryo, selaku Pembina Himpunan Mahasiswa K3 menyatakan Festival ini rutin dilaksanakan oleh program studi D-IV K3 setiap tahun untuk memperingati Bulan K3 Nasional.
Pada 2024, Prodi D-IV K3 dan HIMA K3 menyelenggarakan festival ini untuk yang keempat kalinya. Program studi D-IV K3 sendiri sangat mendukung kegiatan ini, karena dinilai mampu melatih kepedulian sosial dan kemampuan soft-skill seperti public speaking dan problem solving bagi mahasiswa hingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan.
Pengabdian masyarakat ini dilakukan di sektor informal Mebel Ika Tunggal, di Jalan Semarang Surabaya. Kegiatan ini berlangsung dengan mensosialisasikan prosedur keselamatan di tempat kerja, khususnya di sektor mebel.
Sosialisasi ini dilakukan menggunakan poster yang berisi informasi mengenai Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK). Ketua Pelaksana kegiatan ini, Zulfi Ahmad Ruhansyah, menyebutkan bahwa setiap pelaksanaan FBK3NU mempunyai penanggung jawab atau PIC. ”Karena memang rangkaian FBK3NU 2024 ini memiliki banyak agenda, sehingga dibagi PIC untuk setiap kegiatannya agar lebih terkoordinir dan terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Pada prosesnya acara ini berjalan sukses karena sosialisasi berhasil tersampaikan kepada seluruh pekerja di mebel Ika Tunggal, pemilik mebel sangat berterima kasih kepada HIMA K3 atas sosialisasi yang dilakukan.
Pemilik Mebel Ika Tunggal, Bapak Subandi, salah satu pekerja di mebel Ika Tunggal mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pekerja. ”Kegiatan ini bagus sekali baik pada mahasiswa dan pekerja. Kita jadi tahu bahaya apa saja yang dapat terjadi jika tidak waspada terkait keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. mahasiswa sendiri juga pastinya mendapat manfaat juga. Mengingat sosialisasi seperti ini membutuhkan kepedulian dan jiwa sosial yang baik,” ucapnya.
Kegiatan ini ditutup dengan memberikan cinderamata kepada para pekerja, berupa sarung tangan dan masker. Harapannya, dengan diberikannya masker dan sarung tangan tersebut, bisa menjadi langkah awal bagi terlaksananya prosedur K3 di sektor informal.
”Kami memberikan cinderamata sesuai dengan kondisi di lapangan, pekerja mebel sering berinteraksi dengan kayu dan peralatan-peralatan yang lain. Masker dan sarung tangan ini diharapkan bisa membantu sektor informal untuk memulai kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja,” ujar Zulfi. (***)