Sunanto, S.Pd., M.Pd – Dosen S1 PGSD FKIP
PERAN guru pendidikan jasmani dan olahraga sekolah dasar sebenarnya bukan hanya mengembangkan gerak jasmaniah saja, tetapi ada yang sangat penting dan berkelanjutan adalah proses pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai pendidikan yang berkelanjutan jangka panjang.
Misalnya dalam pembelajaran permain sepak bola makan anak bukan hanya dikenalkan cara menendang bola tetapi juga di ajarkan nilai-nila kerjasama tima sampai dengan menghargai lawan dalam proses simulasi pembelajaran berlangsung.
Maka diharapkan guru tersebut harus mengetahui konsep pendidikan jasmani dan olahraga agar proses pembelajarannya bukan hanya sekedar pengembangan gerak tetapi sudah mengarah pendidikan karakter.
Karena ini sangat bermanfaat Ketika nanti masuk di lingkungan hidup dia sudah terbiasa hal seperti itu. Belakangan ini, berbagai masalah pendidikan nasional sering menjadi bulan-bulanan kritik di masyarakat.
Kenapa pendidikan di Indonesia tidak menghasilkan pribadi-pribadi yang unggul dalam ilmu pengetahuan, akhlak, dan kemanusiaan? Kita melihat sendi-sendi kehidupan bangsa saat ini tengah digoyang berbagai macam aksi kekerasan, kerusuhan, anarkis, korupsi, dan tindakan-tindakan moral. Bangsa Indonesia tampaknya telah terkena kontaminasi “virus” disintegrasi sosial, budaya, dan keagamaan.
Di pihak lain, model pendidikan yang hanya memetingkan kecerdasan otak ketimbang kecerdasan emosi dan spritual, tampaknya telah menimbulkan masalah di masyarakat.
Banyak orang menuduh, bobot kurikulum yang telah dikemas secara sentaralistis telah menyebakan nilai-nilai kearifan lokal tidak bisa berkembang. Para peserta didik”dipaksa” menerima cekokan materi dan pengetahuan kognitif yang sangat jauh dari pemgalaman dan kenyataan mereka sehari-hari. Akibatnya, mereka menjadi kehilangan ruang berkreasi, kemerdekaan seringkali mereka terjebak dam atmosfer pendidikan yang kaku, membosankan dan tanpa gairah.
Suasana pendidikan kurang kondusif semacam itu jelas mengingkari makna dan hakikat pemdidikan dalam memanusiakan manusia, membentuk manusia yang berpikir dan berjiwa merdeka, bebas dari tekanan dan paksaan.Perubahan dari satu kurikulum ke kurikulum berikutnya berdampak pada semua aspek yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
Terjadinya perubahan kurikulum ditujukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada kurikulum yang berlaku sebelumnya.Akan tetapi tidak dapat disimpulkan bahwa kurikulum lebih baik dari pada kurikulum yang baru, atau sebaliknya.Setiap kurikulum memiliki karakteristik yang berbeda, perbedaan inilah yang menajdi ciri kelebihan dan kekurangannya.
Namun perubahan yang dilakukansepertinya tidak berdampak pada perbaikan mutu pendidikan meskipun kita sadar bahwa perubahan itu adalah sebuah investasi jangka panjang.
Perubahan sistem kurikulum yang sudah sempurna tidak berhenti apabila tidak didukung oleh kemampuan yang tinggi dan profesionalisme seorang guru atau tenaga pendidikan.Profesionalisme seorang guru atau tenaga pendidikan merupakan ujung tomba terhadapa perbaikan mutu perndidikan.
Berlakunya KTSP memberikan keleluasaan pada guru Pendidikan jasmani dan olahraga untuk mendaptkan dapat menetapkan rencana pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi sekolahnya. Penetapan rencana pembelajaran ini memberikan elastisitas kepada guru untuk memilih pendekatan, motode dan teknik pembelajaran yang dianggap tepat susuai dengan situasi dan kondisi siswa yang dihadapinya.
Karakteristik siswa pada suatu kelas, sekolah apalagi daerah pastilah memiliki perbedaan-perbedaan seperti dari segi latar belakang keluarga siswa, tingkat intelegensi, kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, motivasi dan sebagainya.Adanya keberagaman tersebut diharapkan dapat diatasi oleh guru Pendidikan jasmani dan olahraga sebagai agen pendidikan yang paling dekat dan mengetahui permasalahan yang ada pada siswa, kelas dan sekolahnya.
Ini menuntut guru Pendidikan jasmani dan olahraga untuk meningkatkan profesionalitasnya sesuai dengan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam pasal 7 ayat 1 yang berbunyi guru harus memilki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas keprofesionalannya.
Pada bagian menjelaskan bahwa guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Artinya dalam dikjasor tidak hanya mempelajari teknik pelatihan gerak jasmani saja, akan tetapi juga berkaitan dengan pembelajaran yang merangsang tumbuh kembangnya pribadi manusia seutuhnya.
Sehingga akan tampak janggal, apabila Pendidikan jasmani dan olahraga hanya membatasi tujuan, proses, dan hasil belajar hanya berkaitan dengan aspek jasmani saja, hal ini yang terjadi bukan karena tidak disadari esensinya, melainkan pendidikan lebih mengutamakan mengejar ilmu pengetahuan dari mendidik dan membina kepribadian dan akhlak mulia anak didik. (***)