Tunjang Skill Mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan, Unusa Miliki 13 Lab Praktik

Surabaya – Semakin meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di pendidikan keperawatan dan kebidanan, menuntut perguruan tinggi penyelenggara pendidikan turut meningkatkan mutu pendidikannya. Salah satu upaya meningkatkan knowledge dan skill mahasiswa keperawatan dan kebidanan adalah penyediaan laboratorium yang memadai.

“Pendidikan jurusan keperawatan dan kebidanan tidak terlepas dari praktikum pemantapan skill laboratorium. Laboratorium yang memenuhi syarat, nyaman, serta dilengkapi fasilitas yang memadai menjadi patokan keberhasilan mahasiswa dalam memahami segala macam praktikum yang diberikan selama menempuh pendidikan,” terang Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FKK Unusa), Dr. Khamida., SKep, Ns, MKep, Senin (19/2).

Khamida melanjutkan, laboratorium keperawatan dan kebidanan didesain mirip sebagaimana kondisi tempat praktik di lapangan sehingga diharapkan mahasiswa dapat memvisualisasikan keadaan di lapangan yang sesungguhnya.

“FKK Unusa memiliki laboratorium yang lengkap untuk menunjang kompetensi mahasiswa, baik laboratorium di kampus A maupun di kampus B. Untuk kompetensi keperawatan dan kebidanan mahasiswa menggunakan laboratorium keperawatan dan kebidanan di kampus A, sedangkan untuk penunjang kompetensi keperawatan dan kebidanan menggunakan laboratorium yang berada di kampus B,” terangnya.

Khamida mengungkapkan, laboratorium keperawatan dan kebidanan mempunyai alat penunjang praktikum sesuai kompetensi masing-masing. Seperti phantom elektrik, phantom non elektrik, alat digital dan non digital, dan setiap alat terdapat SOP.

“Nah, masing-masing ruang laboratorium tersetting seperti di ruang rumah sakit yang terdapat  bed, nerstation, lemari pasien, etalase display alat, wastafel, AC, sekat tirai non bacterial and water resistant, bed pasien,” ujarnya.

“Sirkulasi peminjaman, pengambilan, pengembalian di laboratorium FKK dapat diakses oleh mahasiswa secara online yaitu menggunakan SIM (Sistem informasi Manajemen) yang dapat di akses melalui link (https://sim.unusa.ac.id/front/gate/index.php),” imbuhnya.

FKK Unusa mempunyai 13 ruang laboratorium dan 1 ruang penyimpanan alat, antara lain Laboratorium Gawat Darurat, Ruang laboratorium gawat darurat di setting seperti ruang IGD di rumah sakit, Laboratorium Medikal Bedah, Laboratorium Persalinan, Laboratorium Keperawatan Jiwa.

“Ruang laboratorium keperawatan jiwa terdapat ruang isolasi dilengkapi dengan bed pasien restrain, terdapat ruang rawat inap dilengkapi dengan bed pasien, ruang terapi yang dilengkapi dengan mainan edukasi, televisi, radio, cermin satu badan,” paparnya.

Selanjutnya ada Laboratorium Keterampilan Dasar, Laboratorium Komplementer yang di setting seperti ruang baby SPA yang terdapat baby SPA bathtub, matras baby set, hingga ruang bekam dan herbal yang dilengkapi alat bekam set, kursi bekam, dan bahan bahan herbal untuk membuat ekstrak herbal.

Kemudian Laboratorium Bayi dan Balita, Laboratorium Kehamilan, Laboratorium Gerontik, Laboratorium Nifas dan BBL, dan Laboratorium Komunitas.

“Untuk laboratorium komunitas, ruangannya di setting seperti posyandu lansia atau balita dilengkapi dengan 5 meja, ruang UKS yang dilengkapi dengan 1 bed pasien,  ruang penyuluhan yang dilengkapi dengan alat LCD proyektor dan flipchart,” imbuhnya.

Selanjutnya ada Laboratorium Keluarga, Laboratorium Kespro (Kesehatan Reproduksi) dan KB, Laboratorium Tumbuh kembang, dan Depo laboratorium yang menjadi sentral penyimpanan alat-alat.

“Seluruh mahasiswa dari semester satu sampai semester akhir serta dosen dapat menggunakan fasilitas yang ada di laboratorium FKK, serta mahasiswa non FKK (mahasiswa Unusa dari fakultas lain) jika memerlukan juga boleh memakai,” ungkap Khamida.

Ada pun syarat mahasiswa bisa menggunakan fasilitas laboratorium FKK, yakni mahasiswa aktif (tidak cuti dan tidak mengundurkan diri), meminjam secara online melalui SIM Laborat dan konfirmasi ke petugas laboratorium FKK.

Adanya fasilitas laboratorium tersebut sebagai upaya menyiapkan mahasiswa, baik secara keilmuan, keterampilan maupun soft skill sebelum praktik di pelayanan kesehatan yang sesungguhnya.

“Melengkapi fasilitas laboratorium pembelajaran mahasiswa keperawatan dan kebidanan akan membantu menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih baik dan relevan bagi mahasiswa. Hal ini akan mempersiapkan mereka dengan baik untuk menjadi perawat yang berkualitas, kompeten dan mampu menghadapi tantangan dalam praktik keperawatan yang sesungguhnya,” pungkas Khamida. (***)