FK Unusa Lakukan Pemberdayaan Masyarakat dengan Inovasi Kampung Siaga Kusta

Mojokerto – Dusun Sumber Glagah, desa Tanjung Kenongo, Pacet merupakan perkampungan yang dulunya untuk menampung penderita kusta agar mudah mendapat pengobatan di Rumah Sakit (RS) Kusta Sumber Glagah.

Banyaknya penderita yang sudah sembuh dari penyakit kusta namun mengalami cacat tubuh sulit mendapatkan pekerjaan, sehingga diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat agar mereka bisa hidup mandiri.

Kampung Siaga Kusta, program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh tim dosen Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yaitu Dr. dr. Handayani, M. Kes. Dr. dr. Wiwik Winarningsih, M.Kes, dan Azmi Alvian Gabriel, S. TP., M. P., MPM., MQM. Selain itu kegiatan ini juga melibatkan 15 mahasiswa FK UNUSA dengan rekognisi mata kuliah Obat Tradisional dan Kewirausahaan yang masing-masing 2 SKS.

Kegiatan ini mendapatkan pendanaan hibah dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) tahun 2023. Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan salah satu dosen dari program studi Teknologi Pangan UISI (Universitas Internasional Semen Indonesia) dan juga dibantu oleh RS Kusta Sumber Glagah.

Pemberdayaan kemitraan masyarakat yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan tentang penyakit kusta pada anak SD, lomba menulis karangan bebas dari siswa SD, penyuluhan PHBS dan sharing pengalaman pada penderita Kusta, pelatihan kader SIAGA KUSTA untuk pembuatan makanan yang tinggi protein dari bahan lokal ikan lele, pembuatan minuman herbal untuk meningkatkan imunitas, serta melakukan pembentukan Posko SIAGA KUSTA dan pembentukan kader.

“Sebagai persiapan dilakukan dengan rapat tim untuk menyusun rencana kegiatan. Selanjutnya dilakukan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pada awal Agustus 2023 di Ruang Penyuluhan RS Sumber Glagah. Pertemuan tersebut menyepakati kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan, termasuk perkiraan waktu pelaksanaan nya,” ucap dr Handayani.

Kegiatan kedua yaitu Penyuluhan pada Anak Sekolah yang dilaksanakan di SDN 2 Tanjung Kenongo. Sesuai kesepakatan denga kepala Sekolah tersebut kegiatan penyuluhan dan lomba menulis bebas tentang Kusta dilaksanakan pada awal September 2023.

Untuk memutus penularan penyakit kusta, anak anak sekolah juga harus mengenal tentang penyakit Kusta pengobatan dan pencegahan nya, hal ini dimaksudkan agar mereka dapat menjaga diri dan menghindari penularan penyakit kusta, namun juga dapat membantu dan tidak mengucilkan jika ada teman yang tertular penyakit kusta.

Kegiatan ini diikuti setidaknya 33 orang yang terdiri siswa, juga di hadiri oleh guru UKS dan kepala sekolah SDN 2 Tanjung Kenongo. Peserta sangat antusias mengikuti penyuluhan tentang penyakit kusta, dan dari hasil pretest dan postest menunjukkan peningkatan pengetahuan siswa tentang penyakit kusta.

Kegiatan selanjutnya yakni penyuluhan pada penderita kusta, dilaksanakan pada pertenganahan bulan September di Balai Dusun Sumber Glagah. Peserta terdiri dari warga yang pernah sakit kusta (sekarang sudah sembuh) sebanyak 53 orang. Mereka diberikan edukasi mengenai bagaimana cara menjaga pola hidup sehat dan upaya pencegahan agar tidak terjadi kusta pada keluarga mereka.

Peserta penyuluhan juga di beri kesempatan untuk sharing pengalaman, hal ini membuat peserta penyuluhan menjadi lebih semangat dan menginginkan adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut.

Kegiatan keempat yaitu Pelatihan Kader SIAGA KUSTA.  Kegiatan pelatihan diikuti oleh 19 peserta dan dilaksanakan di Ruang Penyuluhan RS Sumber Glagah pada pertengahan September 2023. Peserta diberi dilatih untuk mengenali dan melakukan deteksi dini seseorang yang menderita penyakit kusta juga bagaimana melakukan pendampingan kepada penderita serta keluarga.

Dengan adanya kader yang sudah dilatih ini nantinya masyarakat yang tertular akan lebih dini untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan, dengan demikian mencegah terjadinya kecacatan yang menetap. Pada pelatihan kader ini juga dilakukan pelatihan pembuatan makanan tinggi protein dan minuman herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Pada program ini juga dibentuk Posko SIAGA KUSTA dengan beberapa orang di tetapkan sebagai ketua, sekretaris dan bendahara. Posko ini bertempat di salah satu rumah milik warga. Ada beberapa barang yang di serahkan diantaranya 1 kulkas 2 pintu, freezer dan juga blender, meja serta kursi, juga 2 poster penyuluhan kusta. Posko ini dapat digunakan oleh kader untuk mempraktekkan pembuatan makanan tinggi protein seperti nugget ikan lele, ekado dari jamur, bakso ikan, dll.

“Produksi makanan tinggi protein yang dihasilkan dapat di konsumsi keluarga dan juga dapat menjadi usaha produktif yang dapat meningkatkan penghasilan keluarga. Keberadaan barang barang yang di hibahkan menjadi modal bagi kader SIAGA KUSTA untuk menjadi kelompok masyarakat yang lebih kreatif dan berdaya,” ungkap dr Handayani saat ditanya.

Pemberdayaan kemitraan masyarakat tidak hanya melibatkan mitra melainkan juga partisipasi aktif dari masyarakat. Kegiatan tersebut sudah terlaksana dengan baik dan memberikan dampak positif. Terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat terkait penyakit kusta menjadi tolak ukur keberhasilan program.

Masyarakat tidak hanya diajarkan melalui edukasi, melainkan juga program pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan mereka dalam pengadaan dan produksi makanan tinggi protein serta minuman herbal. Harapannya program kegiatan ini mampu memberikan dampak dan manfaat berkesinambungan untuk pemberdayaan masyarakat. (***)