Budidaya Maggot Jadi Pupuk Organik, Mahasiswa Unusa Dukung Konservasi Lingkungan di Desa Glindah

Gresik – Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) telah memberikan kontribusi positif dalam mendukung upaya konservasi lingkungan dan pertanian di Desa Glindah, Gresik. Mereka mengajarkan masyarakat setempat tentang budidaya maggot sebagai alternatif pupuk organik yang ramah lingkungan.

Budidaya maggot, yang merupakan larva lalat hitam, telah diakui sebagai sumber protein dan nutrisi yang berharga dalam bidang pertanian dan peternakan. Maggot dapat dijadikan pakan ternak yang kaya nutrisi dan juga digunakan sebagai pupuk organik berkualitas tinggi untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Inisiatif ini muncul sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sedang dilaksanakan oleh mahasiswa Unusa. Dalam program ini, mahasiswa bekerja sama dengan warga desa untuk memperkenalkan dan melatih mereka tentang teknik budidaya maggot yang efektif.

“Kenapa kita pilih budidaya maggot? Karena di sini mayoritas warganya bercocok tanam. Nah maggot ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Alhamdulillah masyarakat cukup antusias saat mengikuti budidaya maggot,” ujar Alsa Safira, mahasiswa pendidikan kedokteran Unusa.

Selain manfaat ekonomi dan ekologi, penggunaan maggot sebagai pupuk organik juga berkontribusi dalam mengurangi limbah organik di Desa Glindah. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, pertanian di desa tersebut dapat menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M,Eng. cukup senang kehadiran mahasiswa KKN Unusa dapat membawa manfaat bagi warga di tempatnya melakukan pengabdian.

Menurutnya, ketika mahasiswa melaksanakan kegiatan KKN, akan muncul berbagai gagasan-gagasan untuk membantu menyelesaikan persoalan di lokasi KKN.

“Semoga kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN ini bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi tempat latihan bagi mahasiswa menerapkan ilmunya,” tuturnya.

“Atas nama Unusa saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada warga desa yang telah menerima mahasiswa Unusa. Semoga kehadiran mahasiswa tidak mengganggu warga tapi malah bermanfaat, mahasiswa bisa belajar bersama warga secara langsung. Ilmu bermasyarakat sangat penting untuk dipelajari, belajar langsung praktik, masyarakat adalah guru bagi mahasiswa,” tandasnya. (Humas Unusa)