Mahasiswa Unusa Gelar Pelatihan Pembuatan POC di Tengah Jatah Pupuk Subsidi Terbatas

Jombang – Beberapa mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bekerja sama dengan Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Gumulan, Karang Taruna, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan pemerintah desa (Pemdes) setempat menggelar pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah tahu. Kegiatan dipusatkan di Pendopo Balai Desa Gumulan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Sabtu (15/7) lalu.

Kegiatan tersebut merupakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Masyarakat (PM) Unusa, yang dilaksanakan oleh 5 mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi yang lolos pendanaan hibah PKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pada kesempatan ini mendatangkan narasumber dari Dinas Pertanian Kabupaten Jombang yakni Aris Cahyono, beliau menyampaikan mulai dari bahan apa saja yang dibutuhkan hingga bagaimana cara pembuatan pupuk organik cair.

Anggih Nur Hamidah penanggungjawab kegiatan menyampaikan, pelatihan tersebut bukan sekadar untuk pemenuhan syarat lolos pendanaan hibah saja melainkan bukti bahwa pihaknya cinta terhadap lingkungan.

“Di Desa Gumulan sendiri, mata pencaharian warganya sebagian besar di bidang pertanian. Mereka menanam padi, jagung, dan juga menanam kedelai baik dijual dalam bentuk biji, maupun sebagai olahan tahu. Yang jadi perhatian kami adalah limbah dari pabrik tahu yang menyebabkan pencemaran di Desa Gumulan, serta bagaimana solusi yang tepat agar limbah itu tidak mencemari lingkungan sekitar lagi,” terang pengurus IPPNU Kecamatan Kesamben itu.

Anggih, sapaan akrabnya menjelaskan, pihaknya tidak hanya memberikan pemahaman dasar tentang pembuatan pupuk organik cair.

“Kegiatan ini bukan sekadar memberikan pelatihan saja, di sini kami memberikan solusi untuk pengelolaan limbah tahu yang semula mencemari lingkungan dijadikan pupuk organik padat maupun cair yang nantinya bermanfaat untuk tanaman,” jelasnya.

Ia berharap, dengan adanya pelatihan pengelolaan limbah tahu ini bisa bermanfaat bagi masyarakat setempat.

“Kami harap penerapan sistem pengolahan limbah ini juga membantu pemerintah, dalam mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang berujung pada kerusakan ekosistem akibat pembuangan limbah cair dan padat. Dan juga menjadi solusi bagi para petani yang kesusahan mendapat pupuk subsidi,” terangnya.

Busroni, kepala desa setempat menyambut dengan baik adanya pelatihan tersebut. Menurutnya, pelatihan ini merupakan kegiatan sangat bermanfaat dan dapat dijadikan terobosan baru bagi para petani di Desa Gumulan khususnya.

“Di tengah kondisi saat ini jatah pupuk subsidi yang sangat terbatas dan pupuk non-subsidi dipatok di harga relatif mahal. Dengan adanya pelatihan ini, merupakan solusi bagi kami untuk mengatasi permasalahan tersebut,” ucapnya.

Selain itu, antusiasme masyarakat yang hadir dari berbagai golongan mulai dari pemuda hingga Gapoktan membuktikan bahwa pelatihan pengelolaan limbah tahu ini sukses.

“Kami sangat senang sekali ada kegiatan seperti ini diselenggarakan, selain memberikan solusi kepada petani juga memberikan solusi pada para pelaku industri tahu. Ini harus berkelanjutan,” kata Siti Ma’rifah anggota karang taruna. (***)