Atik Qurrota AYunin A, S.KM., M.Kes – Dosen Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan dan Co-founder Jago Preventif
PROMOSI kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat.
Tujuannya agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Promosi kesehatan penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat agar tetap sehat dan semakin sehat di tengah berbagai masalah kesehatan yang semakin kompleks.
Perkembangan zaman juga menuntut agar promosi kesehatan berkembang sesuai dengan konteks kekinian untuk mengatasi masalah kesehatan.
Berdasarkan Piagam Ottawa, promosi kesehatan terdiri dari 5 (lima) area atau sarana aksi, yaitu kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan (healthy public policy), mengembangkan jejaring kemitraan dan lingkungan yang mendukung (create partnership & supportive environment), reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service), meningkatkan keterampilan individu (increase individual skills), serta memperkuat tindakan masyarakat (strengthen community action).
Pesatnya perkembangan teknologi telah membawa dunia pada era baru dari era konvensional ke era digital berbasis internet. Internet mampu meningkatkan akses terhadap berbagai informasi dan layanan.
Evolusi era 1.0 hingga 5.0 menyediakan lingkungan yang lebih partisipatif, dimana pengguna dapat mengembangkan dan menyebarkan konten secara online. Selain itu, baik individu maupun masyarakat juga menjadi semakin bergantung pada data dan algoritma untuk mengelola hampir semua aspek kehidupan. Penetrasi digital melalui data dan angka juga mempengaruhi salah satu dimensi terpenting dalam kehidupan, yakni kesehatan.
Era digital menyediakan pondasi teknologi bagi kemunculan berbagai platform yang disebut dengan terminologi e-health, m-health, connected health, hingga public health 5.0.
Tidak dapat dipungkiri bahwa era digital tersebut turut membawa pengaruh besar di bidang promosi kesehatan. Promosi kesehatan berbasis digital sepatutnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menjadi lebih optimal dengan pendekatan yang lebih kekinian.
Platform digital menjadi sarana baru untuk melakukan promosi kesehatan dan komunikasi publik, termasuk komunikasi kesehatan. Tidak hanya sekedar sarana untuk mencari informasi kesehatan, namun juga sarana berinteraksi satu sama lain, misalnya dengan orang lain yang memiliki masalah kesehatan serupa. Selain mendapat informasi tambahan, pengguna juga memperoleh dukungan sosial atas upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatannya.
Sebuah studi menyatakan lebih dari setengah orang dewasa di dunia menggunakan internet untuk mencari informasi kesehatan. Selain itu, media sosial sebagai kendaraan informasi utama di era digital juga telah menjadi saluran informasi yang sangat penting bagi lebih dari 70% remaja dan orang dewasa muda.
Penelitian lain tentang intervensi berbasis internet untuk menurunkan berat badan, penghentian kebiasaan merokok, dan menggalakkan aktivitas fisik adalah studi yang berhasil mengidentifikasi serta memberikan bukti mengenai dampak nyata promosi kesehatan berbasis digital. Sejumlah meta-analisis menunjukkan intervensi yang berdampak positif terhadap peningkatan pengetahuan pengguna, dukungan sosial, perilaku kesehatan, dan status kesehatan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bekerjasma dengan United Nations Development Programme (UNDP) juga telah meluncurkan blue print Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 yang mengubah fokus pelayanan kesehatan dari pelaporan untuk pejabat menjadi pelayanan untuk masyarakat.
Melalui blue print tersebut, Kemenkes RI sebagai elemen tertinggi pengelola sektor kesehatan memberi kesempatan yang jauh lebih besar kepada para inovator untuk menciptakan inovasi teknologi kesehatan untuk melayani masyarakat.
Saat ini, Kemenkes RI juga sedang mengupayakan terobosan baru dengan mengintegrasi dan menstandarisasi berbagai layanan data kesehatan di Indonesia melalui platform SatuSehat.
Platform tersebut dapat menghubungkan seluruh ekosistem dan stakeholder di bidang kesehatan, seperti Puskesmas, Rumah Sakit, startup kesehatan, farmasi, laboratorium, sektor pelayanan publik dan swasta lainnya, serta tentu masyarakat sebagai pengguna layanan.
Upaya promosi kesehatan memang membutuhkan peran teknologi yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, potensial untuk dikembangkan (high potential), inovatif dan strategis, berintegritas, cepat, merata, efektif, dan efisien.
Teknologi digital seperti artificial intelligence dan machine learning akan sangat membantu mewujudkannya. Selain itu, penting juga untuk membangun kesatuan sistem lalu lintas data, sehingga dapat menjadi awal tersedianya big data yang dapat dianalisis untuk berbagai keperluan yang terkait dengan upaya promosi kesehatan.
Pemanfaatan teknologi digital untuk promosi kesehatan juga dapat meningkatkan akses dan kualitas upaya promosi kesehatan, sehingga sektor kesehatan dapat lebih cepat bertransformasi demi mewujudkan sehat untuk semua (health for all). (***)