Surabaya – Pandemi Covid-19 membuat Burhanuddin, mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), mengubah pola pikirnya. Dari anak kuliahan biasa menjadi anak kuliahan yang bisa mencari uang.
Mahasiswa semester tujuh, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Unusa itu sudah bisa membiayai diri sendiri tanpa meminta uang ke orang tua.
Hal itu bermula saat dia harus kuliah online saat pandemi. Waktu itu dia masih duduk di semester tiga. Di rumah kegabutan dirasakan, tidak bisa kemana-mana tanpa ada tujuan yang jelas.
Akhirnya dia memutuskan untuk membantu menjual saridele (minuman dari kedelai) yang dibuat kedua orang tuanya yakni Nur Kholis dan Evi Syaifatul Laila.
Keinginan itu didukung kedua orang tuanya agar Burhan bisa merasakan bagaimana rasanya mencari uang sendiri.
“Akhirnya mulai keliling naik motor ke beberapa kawasan di Surabaya. Mulai dari kawasan dekat rumah di Wonocolo hingga ke Manukan,” katanya saat ditemui di Tower Unusa, Kamis (9/2).
Komandan Provost Menwa Unusa ini mengaku keliling setiap selesai sholat Ashar hingga pukul 22.00 WIB. Setiap hari dia berkeliling membawa 150 bungkus saridele aneka rasa. Dari jumlah itu dia mendapatkan upah antara Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu. “Ya kadang habis semua, kadang ya masih sisa. Kalau sisa ya kita buang karena tidak tahan lama,” ungkapnya.
Hingga pandemi usai, Burhan masih terus keliling berjualan usai pulang kuliah. Burhan mengaku senang menjalaninya apalagi dia bisa menghasilkan uang sendiri. “Bisa beli Iphone dari uang sendiri. Kalau bayar kuliah ya kadang-kadang,” katanya tertawa.
Burhan mengaku sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dia akan menekuni usaha yang dirintis orang tuanya ini. Dia pun berniat untuk melanjutkan bisnis ini sambil menjalani profesi sebagai guru yang menjadi cita-citanya. (***)