Mahasiswa Sistem Informasi, Hadapi Tantangan Berdinas Sambil Kuliah

Mahasiswa Polisi Unusa Berdinas Sambil Kuliah

Surabaya – Anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kini dapat melanjutkan pendidikan sarjana sambil berdinas. Hal tersebut merupakan salah satu upaya polri dalam meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan dan pelatihan, baik secara formal maupun informal bagi anggotanya.

Ahmas Fairuz Faiz Asifuddien, salah satu mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang juga merupakan anggota Polri. Saat ini, ia sedang menempuh studinya pada Program Studi (Prodi) S1 Sistem Informasi.

Awalnya, Fairuz adalah mahasiswa Unusa yang memulai studinya pada tahun 2018, hingga kemudian dirinya diterima sebagai anggota Polri pada tahun 2020, dan sempat menonaktifkan status mahasiswanya.

“Ketika saya masuk sebagai mahasiswa Unusa tahun 2018, saya disitu tetap berjuang dalam pendaftaran TNI dan juga Polri. Hingga memasuki semester ke 5, saya akhirnya diterima sebagai anggota Polri setelah mencoba 8 kali, kemudian nonaktif sebagai mahasiswa Unusa. Namun setelah itu kembali lagi melanjutkan kuliah di Unusa pada tahun 2022, setelah saya boleh keluar dari mess,” ungkapnya.

Dukungan orang tua menjadi motivasi Fairuz dalam melanjutkan studinya. Ia juga menilai doa dan dukungan dari orang tua lah yang telah mengantarkan dirinya hingga saat ini berhasil menjadi anggota Polri.

Mahasiswa Polisi Unusa Berdinas Sambil Kuliah

Mahasiswa yang sedang berdinas di Polda Jatim itu mengatakan, meskipun kini dirinya terdaftar sebagai mahasiswa kelas karyawan, bijak dalam membagi waktu masih menjadi tantangan yang harus dilalui saat harus berdinas dan kuliah.

“Saya sekarang termasuk mahasiswa kelas karyawan dan kelasnya online, tapi masih susah untuk bagi waktu, karena memang dinasnya pagi sampai malam, apalagi jadwalnya bukan yang tentu setiap harinya. Kadang saya kuliah online sambil jaga dinas juga,” pungkasnya.

Selain itu, yang menjadi tantangan bagi Fairuz saat semester 10 ini, ia tengah berjuang untuk lulus, namun terhambat oleh nilai salah satu mata kuliah yang perlu diperbaiki dan revisi proposal penelitian. Banyak tantangan yang dia lalui, yakni memahami berbagai karakter dosen yang berbeda-beda.

“Sebenarnya saya ingin segera menyelesaikan kuliah di semester 9 kemarin, namun terhambat sama nilai E yang diberikan oleh dosen saya, yang juga termasuk penguji dalam seminar proposal saya. Usaha, kedisiplinan, dan perjuangan yang menjadi kunci semangat saya dalam proses menyelesaikan studi S1 ini,” ungkapnya.

Fairuz juga menambahkan bahwa berbagai karakter dosen ada yang open mindset dan close mindset. Dia bersyukur dosen pembimbingnya yang telah membantu untuk berkoordinasi dan komunikasi dengan para dosen, sehingga dapat membantu proses studinya sekaligus aktivitasnya berdinas di Kepolisian.

“Dosen pembimbing saya telah membantu berkoordinasi dengan para dosen lainnya, serta saya juga secara pribadi meminta bantuan dan berkoordinasi dengan dosen yang lain, terkait aktivitas perjuangan saya dalam menyelesaikan studi S1 sekaligus berdinas di Kepolisian,” (Humas Unusa)