Film Imperfect Ajari Mahasiswa Unusa Munculkan Energi Positif

Surabaya – Kehadiran sutradara dan pemeran film ‘Imperfect: Karier, Cinta dan Timbangan’ (IKCT) disambut meriah ratusan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Ernest Prakasa, Meira Anastasia, Jessica Mila dan Kiky Saputri dihadirkan dalam talkshow IKCT yang bergenre komedi romantis, di Auditorium Tower Unusa, Kampus B, Senin (16/12).

Talkshow diikuti antusias mahasiswa dan hadirin. Film besutan sutradara Ernest Prakasa ini memberi pesan kepada mahasiswa untuk selalu berpikir positif dan berdamai dengan diri sendiri.

“Film ini diambil dari buku karya istriku, Meira Anastasia. Bukunya tentang bagaimana seseorang harus berdamai dengan diri  sendiri, menerima kekurangan yang ada. Isu ini cocok buat diangkat ke ranah yang lebih luas melalui sebuah film. Karena berdasarkan pengalamanku,  film sangat asyik untuk bercerita dan menyampaikan sesuatu yang positif,” kata Ernest.

Menurut Ernest,  body shaming (mengritik fisik seseorang) sering dijumpai sehari-hari, namun tidak pernah dibahas. Ernest pun merasa ada sesuatu yang salah di masyarakat.  Pasalnya, si korban jika marah justru dikira baper, padahal seharusnya justru pelaku body shaming-lah yang sadar diri.

“Perilaku body shaming baik langsung atau tidak langsung, serius atau becanda, memberi dampak buruk tanpa disadari. Pesan inilah yang kami angkat pada film. Meski pesannya serius, tetap disampaikan dengan sangat menghibur oleh duo tokoh yang diperankan Jessica Mila dan Kiky Saputri,” katanya.

Tokoh utama Rara  yang diperankan Jessica Mila, menjadi korban body shaming sehingga sosoknya kurang percaya diri. Untuk menghidupkan tokoh Rara, Jessica Mila harus rela menaikkan berat badannya hingga 10 kg.

Ernest juga mengajak mahasiswa agar berani menampilkan karyanya. Terlebih saat memulai untuk menghasilkan karya sendiri.

“Melakukan sesuatu itu jangan takut dihina. Baru mulai maupun sudah pada level atas, seperti Raditya Dika (penulis buku best seller dan komedian kondang-Red) pun,  yang namanya hinaan itu tak akan pernah berhenti. Gak perlu takut dihina, karena hinaan akan muncul sepanjang jalan. Yang perlu kalian ingat, orang bisa ngomong apapun, dia hanya bisa ngomong tapi kalian sudah bisa bikin,” tandas Ernest disambut gemuruh mahasiswa.

Meira dan Kiky pun menambahkan, hal terpenting adalah  respon yang kita berikan terhadap omongan orang. Bagaimana  menyikapi kritikan. Jika kritik membangun harus diterima lapang dada. Sebaliknya jika tidak sesuai, lebih baik fokus dengan diri sendiri.

“Bereaksi sesuai  dengan diri kita sendiri. Kita harus bisa berdamai dengan diri sendiri agar kita bisa merespon secara positif hujatan yang datang. Bisa jadi hujatan orang itu hanya karena minta perhatian kita saja,” kata komedian Kiky Saputri.

Sementara itu Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie M Eng mengatakan, mahasiswa Unusa penting untuk bisa berdamai dengan diri sendiri. Menerima keadaan apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan, kemudian mengubah insecure menjadi bersyukur.

“Disyukuri apa yang ada dan berdamai dengan diri sendiri. Dan, mampu mengubah potensi yang ada menjadi energi yang positif,” pesan Rektor Prof Jazidie. (hap/Humas Unusa)