Tingkatkan Semangat di Peringatan Bulan K3 2024, Hima K3 Unusa Gelar Seminar Nasional

Surabaya – Program Studi Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar Seminar Nasional sebagai bagian dari rangkaian peringatan Bulan K3 Nasional. Acara ini bertajuk “Budayakan K3, Sehat dan Selamat dalam Bekerja, Terjaga Keberlanjutan Usaha” dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait.

Seminar nasional ini dihelat sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya Kesehatan Keselamatan Kerja dalam setiap aktivitas di lingkungan kerja. Tema besar “Budayakan K3” dipilih untuk memperkuat komitmen prodi K3 Unusa dalam membentuk budaya kerja yang aman, sehat, dan selamat.

Salah satu narasumber pada seminar ini, Drs. Muhamad Idham, M.KKK. selaku Direktur Bina Pengujian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, menyatakan bahwa kondisi ketenagakerjaan di Indonesia per Agustus 2023 didominasi oleh pekerja lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 35,78% dan hal ini menarik perhatian lebih terhadap budaya K3.

“Pada dasarnya, pekerja lulusan SD belum memahami secara murni mengenai keselamatan kerja atau K3 yang perlu diperhatikan. Dan kita perlu memberi pemahaman lebih kepada mereka mengenai hal itu. Agar supaya budaya K3 dapat diterapkan secara profesional, dan menghindari penambahan kecelakaan kerja,” tukasnya saat memberikan materi di Auditorium Unusa Kampus B, Rabu (28/2/2024).

Lebih lanjut, Idham mengungkapkan lapangan usaha di Indonesia didominasi oleh bidang pertanian, kehutanan, perikanan (28,21%) dan perdagangan besar dan eceran (26,55%). “Bidang pertanian dan perdagangan eceran bahkan perlu perhatian lebih pula, bukan berarti yang kita anggap kecil itu memiliki resiko rendah, justru yang belum bisa kita jangkau itu perlu kita beri pemahaman lebih lanjut.”

Pada kesempatan yang sama, Manager HSE PT. Industri Kereta Api Persero, Agus Purwanto, mengatakan karakter safety leader ada 4 diantaranya yaitu look out, speak up, lead on, dan join in. “Untuk mewujudkan budaya K3 ada beberapa peran yang perlu dilakukan yakni memperkuat sinergitas antar stakeholders, penguatan brainware, software, hardware untuk mendukung pengawasan K3, serta penegasan komitmen melalui NSPK,” ujarnya.

Selain itu, Friska Ayu, S.KM., M.KKK., Dosen Prodi K3 Unusa, menyampaikan materi mengenai “Optimalisasi K3 untuk Menjaga Keberlangsungan Usaha”. Tahapan dalam membangun budaya K3 diantaranya yaitu reactive/natural instincts, dependent, independent, dan interdependent. Kepedulian terhadap K3 mempunyai pengetahuan atau selalu sadar terhadap aspek K3.

“Prinsip dasar untuk optimalisasi yakni taggung jawab moral, K3 adalah budaya bukan hanya program, dan program K3 harus spesifik,” jelasnya.

Rangkaian acara ini menjadi bagian penting dari upaya Unusa dalam mendukung kebijakan pemerintah terkait K3. Pertukaran ide dan pengalaman diharapkan dapat menghasilkan solusi praktis dan inovatif untuk memajukan praktek K3 di Indonesia.

Dalam sambutan awal, Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., turut menyampaikan “Sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen tinggi terhadap pendidikan dan penelitian, Unusa berharap seminar ini dapat menjadi titik awal bagi peningkatan kesadaran dan implementasi K3 di semua lapisan masyarakat.”

Seminar nasional ini diharapkan memberikan kontribusi positif dalam membangun budaya K3 yang kuat dan berkelanjutan, menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif untuk masa depan. (Humas Unusa)