Peski Air Itu Kini Telah Menjadi Dokter

DIKENAL sebagai keluarga atlet ski air, kini Nur Alimah Priambodo menambah sebutan baru sebagai dokter. Gelar ini diraih gadis yang kerap disapa Alma ini setelah berhasil menyelesaikan pendidikan profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa). Pada Selasa (27/2) siang, Alma telah diambil sumpah sebagai dokter.

Alma lantas berkisah awal mula ketertarikannya pada olahraga ski air.

“Awal mula tidak ada ketertarikan, justru ternyata sewaktu saya kecil, saya sempat ogah ikut ski air. Hanya kebetulan sering ikut ibu, bapak, dan kedua kakak saya, eyang dan saudara lainnya yang latihan ski air. Hingga akhirnya beneran ‘kecemplung’ dan menggeluti dunia olahraga ski air ini,” tuturnya usai acara pelantikan dan pengambilan sumpah dokter.

Alma menjelaskan motivasinya untuk meniti karir medis. Menjadi seorang dokter merupakan cita-citanya sejak kecil, dan kedua orang tuanya terutama ibunya sangat mendorongnya untuk menjadi dokter hingga akhirnya cita-cita tersebut terwujud.

Alma pun berbagi kunci suksesnya dalam mengatur waktu antara kompetisi ski air dan tuntutan akademis sebagai mahasiswa profesi dokter.

“Kunci sukses bagi saya adalah ridho orang tua. Setiap langkah yang saya ambil saya selalu sharing ke orang tua, terutama ibu,” tuturnya.

Saat ditanya tentang cara mengelola stres apalagi memiliki kegiatan yang seabrek, Alma menjawab jika dirinya suka menulis. Tidak jarang, hal-hal yang membuatnya tertekan, sedih, kecewa, akan dia tumpahkan dalam kertas atau bahkan note di handphone.

“Dan alhamdulillah ternyata itu cukup membantu. Selain itu, lihat video-video receh ternyata juga membantu,” imbuhnya.

Alma mengungkapkan, rutinitasnya dalam mengoptimalkan waktu dan energi di antara latihan, kompetisi, dan studi medis adalah dengan skala prioritas yang dibuatnya.

“Dengan mengoptimalkan waktu dan energi, dapat membantu untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab saya satu persatu, mana harus didahulukan dan mana yang harus diutamakan,” ujarnya.

Terkait dukungan dari teman, keluarga, dan universitas, Alma mengungkapkan, dukungan yang dia dapatkan sangat luar biasa melebihi dari yang dibayangkan. Meskipun dia berbeda, karena biasanya teman-temannya banyak kegiatan akademik yang sejalur dengan pendidikan, justru dia keluar jalur di non akademik.

“Ada momen penuh haru dalam perjalanan hidup saya, yakni di tahun 2015 saat saya mengikuti Pelatnas di Jakarta menjelang Sea Games 2015. Saya mengalami multiple fraktur pada pergelangan tangan kiri saat sedang berlatih, hampir putus asa juga karena pertandingan kurang beberapa bulan. Alhamdulillah hal itu dapat saya lalui dengan mengoleksi 2 perak dan 1 perunggu di Sea Games Singapura 2015,” ungkapnya.

Setelah menjadi dokter, ke depan Alma berencana untuk mengintegrasikan passion-nya dalam olahraga ke dalam praktik medis, dengan fokus pada kedokteran olahraga dan rehabilitasi.

“Selain bercita-cita jadi dokter spesialis anak, ada bayangan lain untuk menekuni dunia kedokteran olahraga, juga kedokteran fisik dan rehabilitasi  yang masih bersinggungan di dunia olahraga. Contohnya dalam membantu recovery atlet-atlet yang mengalami cedera,” katanya. (Humas)