Surabaya – Forum Dekan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (FORDEK AIPKI) kembali diselenggarakan, dan kali ini Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menjadi tuan rumah dalam pertemuan tersebut. Peserta sejumlah 200 orang dari total 98 Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia datang dalam pertemuan yang digelar pada 16-17 Februari 2024.
Pertemuan FORDEK AIPKI sendiri merupakan ajang tahunan yang dihadiri oleh dekan-dekan fakultas kedokteran se-Indonesia untuk membahas berbagai isu dan tantangan dalam dunia pendidikan kedokteran.
Membahas tantangan kesehatan di era society 5.0, Prof. Dr. Budi Santoso, Ketua AIPKI, mengungkapkan dengan adanya perkembangan teknologi perlu diadakan peninjauan sistem pembelajaran untuk menyiapkan dokter-dokter baru di era saat ini.
“Dokter perlu mengambil peran kepemimpinan serta pengembangan produk, dan pendidikan social-entrepreneurship dapat diaplikasikan pada revolusi industri mendatang, era 5.0,” tukasnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan sistem perawatan kesehatan yang berubah cepat memerlukan kombinasi dari domain fisik, digital, dan biologis. Revolusi industri telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia secara signifikan.
“Dalam era dinamis ini, penting bagi institusi pendidikan kedokteran untuk bersatu dalam upaya meningkatkan standar pendidikan dan penelitian seperti integrasi teknologi dalam kurikulum, peningkatan kualitas pengajaran klinik, dan kolaborasi dengan industri kesehatan,” katanya.
Tema utama pertemuan kali ini, “Penguatan Sinergi dan Kolaborasi untuk Kemajuan Pendidikan Kedokteran Indonesia,” mencerminkan tekad FORDEK AIPKI dalam membangun kolaborasi yang lebih erat antar-fakultas kedokteran.
Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA., menyampaikan sangat diperlukannya penguatan sinergi institusi pendidikan kedokteran untuk bisa mengikuti era revolusi 5.0.
“Dengan perkembangan teknologi, diperlukan rekomendasi objektif mengenai penambahan dokter dan pelayanan kesehatan, seperti halnya inovasi teknologi layanan home care, personalized care, wellness & preventive care, end-of-life care,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., mengungkapkan “Unusa sebagai tuan rumah FORDEK AIPKI kali ini, merasa sangat terhormat. Dari 98 FK saat ini terdapat 11 FK baru yang saat ini tergabung dalam AIPKI. Sebagai Institusi Pendidikan Kedokteran kami akan selalu turut berperan aktif dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Pertemuan FORDEK AIPKI di Unusa tidak hanya menjadi platform untuk berbagi ide dan pengalaman, tetapi juga merupakan tonggak penting dalam membangun fondasi yang kokoh untuk kemajuan pendidikan kedokteran di Indonesia. Para dekan dan akademisi fakultas kedokteran kembali ke kampus masing-masing dengan semangat baru untuk mewujudkan perubahan positif dalam dunia pendidikan kedokteran Indonesia. (Humas Unusa)