Surabaya – Gizi yang baik adalah faktor penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Namun, masih banyak negara di dunia, terutama di negara berkembang, yang menghadapi masalah serius terkait gizi buruk dan kekurangan gizi.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Sumenep sebesar 21,6% atau di atas prevalensi Jawa Timur sebesar 19,2%.
Untuk mengatasi masalah ini, berbagai program pencegahan kasus gizi telah dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya gizi yang seimbang. Salah satu aspek yang krusial dalam keberhasilan program ini adalah audiensi program pencegahan kasus gizi.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama Unicef melakukan kegiatan audiensi dengan Wakil Bupati Kabupaten Sumenep pada 16 Juni 2023 lalu. Hal tersebut menjadi kegiatan awal untuk melakukan berbagai program pengendalian stunting di Kabupaten Sumenep. Kegiatan audiensi dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Sumenep
“Kami memilih Kabupaten Sumenep pada tahun ini dilandasi dengan angka kunjungan posyandu yang minim dengan angka prevalensi stunting di atas prevelansi Jawa Timur,” ujar Rizki Amalia, Manager Program Unusa Unicef.
Tim Unusa sangat menyangkan, karena sebagai daerah kepulauan, Sumenep penghasil ikan yang dapat menjadi kearifan pangan lokal setempat. Ikan adalah sumber protein yang bisa mengatasi masalah gizi yang ujungnya bisa menekan angka stunting.
Unusa bersama Unicef akan berfokus pada kegiatan di antaranya Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) dan Orientasi Sekolah Sehat.
Unusa sendiri telah dipercaya Unicef mengendalian kasus stunting di Jawa Timur sejak 2021 dengan kabupaten yang sudah didampingi diantaranya Tulungagung, Bondowoso, Jombang, Bojonegoro, Sidoarjo, Kota Surabaya, Lumajang, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten dan Kota Blitar, Kota Madiun, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Jember.
Apa yang akan dilakukan Unusa ini mendapatkan respon positif dari Pemkab Sumenep. “Dengan adanya audiensi program pencegahan kasus gizi yang kuat dan komprehensif, diharapkan bahwa akan terjadi peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat serta penurunan angka kasus stunting,” ungkap Dewi Khalifah, Wakil Bupati Kabupaten Sumenep. (***)