dr Putri Faiqotul Hikmah
DARI 21 dokter baru Unusa yang dilantik dan diambil sumpahnya, ada satu dokter yang berasal dari daeraih terjauh dari Surabaya. Dia adalah dr Putri Faiqotul Hikmah, asal Pulau Buru, Ambon. Cita-citanya terbersit dari melihat kondisi lapangan yang memprihatinkan. Itu pulalah yang melatarbelakangi Putri untuk menjadi dokter dan memilih Unusa. Yah karena kurangnya fasilitas kesehatan yang ada di Pulau Buru, Ambon, membuat ia bercita-cita untuk menjadi seorang dokter dan membantu masyarakat di sana.
Kini cita-cita tersebut terbayar lunas setelah anak tunggal dari pasangan Tambo Lestari dan Zulaicha Syarif diambil sumpahnya pada Kamis (28/7) siang. Sebanyak 21 dokter baru perode ke-4 dari Fakultas Kedokteran Unusa dilantik dan diambil sumpahnya di Auditorium Kampus B.
“Karena cita-cita saya itu maka saya hampir tidak sabar untuk menjalani internship di Ambon. Saya ingin Kembali ke daerah dan menyumbangkan ilmu yang diperolehnya di sana,” katanya.
Putri menceritakan fasilitas kesehatan yang ada di Pulau Buru sangatlah minim. Untuk menuju rumah sakit terdekat, masyarakat di sana harus menempuh perjalanan sekitar satu jam. Sementara untuk menjangkau Puskesmas butuh waktu 20 menitan. Kondisi itulah yang membuat ia tergugah untuk bisa meningkatkan fasilitas kesehatan di tempat ia tinggal. “Saya ingin membantu masyarakat di sana agar memperoleh fasilitas kesehatan yang baik. Jadi saya berencana untuk melanjutkan internship di sana, di tempat asal saya,” ucap Putri.
Kondisi ini, membuat Putri memiliki cita-cita memiliki klinik sendiri demi untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat di Pulau Buru. Melalui klinik ini dirinya akan memberikan pengobatan pada masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan pengobatan yang selayaknya. “Dengan memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat bisa meningkatkan produktifitas pada masyarakat yang ada di pulau buru,” ucapnya.
Berasal dari keluarga sederhana dimana ayahnya hanya sebagai wiraswasta membuat dirinya ingin memperhatikan kesehatan dari masyatakat sekitarnya. “Karena saya ingin mereka memperoleh jaminan kesehatan yang baik, dari klinik ini nantinya penanganan pertama untuk selanjutkan dibawa ke rumah sakit,” terangnya.
Hal ini yang membuat dirinya termotivasi untuk bisa merampungkan pendidikan profesi dokternya hingga lulus UKMPPD. “Untuk setahun kedepan ini saya fokus untuk merampungkan internship yang akan saya jalani,” ucapnya.
Saat disinggung akan melanjutkan pendidikan spesialis, putri memiliki beberapa tujuan untuk mengambil spesialis seperti spesialis Jantung, spesialis anak hingga spesialis kulit dan kelamin. “Kalau yang terakhir itu awalnya saya tidak tertarik tetapi setelah UKMPPD itu sayabingin mempelajari spesialis tersebut,” ucapnya.
Sama seperti anak kecil pada umumnya, kata Putri menceritakan asal muasal cita-citanya, dokter menjadi salah satu profesi yang diinginkan dengan cita-cita itu membuat dirinya ingin menjadi dokter selain melihat kondisi fasilitas yang minim di daerah asalnya. “Ada rasa kepuasan tersendiri manakala dari hasil konsultasi orang atau pasien kemudian menjadi sembuh,” terangnya.
Internship di tanah kelahirannya adalah sebiuah cita-cita stelah ia menyandang sebagai dokter, tapi seandainya harus di luar kota atau pulau lain, ia sudah siap untuk menjalaninya. Ini dikarenakan pengabdian menjadi dokter harus dilakukan dimana pun berada. “Yang pasti kedepannya dimana pun penempatan internship, saya siap saja,” terangnya.
Putri menceritakan pertama memilih Fakultas Kedokteran Unusa setelah sebelumnya diberi tahu dari sang ayah yang ada di Ambon. “Saya sejak SMP sudah merantau ke Jombang untuk belajar di Pondok Pesantren, jadi memang saat itu ayah yang memberi tahu kampus ini,” ujarnya.
Bagaimana setelah masuk menjadi mahasiswa FK Unusa. “Terus terang saya senang, berbagai macam karakter mahasiswa ada di Unusa. Yang pasti dosennya menyenangkan,” terangnya. (humas)