Bakti pada Orang Tua, Antarkan Si Kembar Jadi Dokter Bersamaan

ADA yang istimewa dalam acara pelantikan dan pengambilan sumpah dokter di Unusa, Kamis (28/7) siang. Dari 21 dokter baru yang diambil sumpahnya, ada dokter kembar yang dilantik dan disumpah secara bersamaan. Dia adalah dr. Syihabuddin Farid dan dr. Ainiyah Fairus.


Kembar dari pasangan Yudo Utomo dan Sayuti ini bercita-cita ingin berbakti kepada orang tua. Alasannya jelas, di dalam alquran dan hadits, perintah berbakti kepada orang tua banyak dibahas. Berbuat baik kepada orang tua, kata Syihabuddin Farid dan Ainiyah Fairus adalah kewajiban dan balasannya adalah surga naim (surga yang penuh kenikmatan). Tak hanya dibalas dengan surga, berbakti kepada orang tua juga memiliki banyak keutamaan bagi yang mengamalkannya.


“Salah satunya, rida Allah bergantung rida orang tua. Bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya akan mengundang rida kedua orangtua kepada anak. Sementara rida kedua orangtua terhadap anak merupakan penentu seorang anak mendapat rida Allah SWT,” kata Farid.


Alasan itulah yang selalu mereka pegang, sehingga dapat lulus bersama dalam uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter (UKMPPD) tahun 2022.


Diungkapkan Syihabuddin Farid, bahwa menjadi seorang dokter merupakan impian ibunya, karena ibunya berharap agar anak kembarnya bisa menjadi seorang dokter, sehingga bisa membantu masyarakat kurang mampu yang ada di lingkungannya dalam hal pelayanan kesehatan.


“Orang tua saya selalu berpesan, saya dan adik saya harus bisa memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang membutuhkan, hal ini sebagai salah satu bentuk perhatian dan kebermanfaatan ilmu yang kami dapatkan bagi masyarakat,” ucap pria yang mengikuti Pelantikan dan Sumpah Dokter ke-4 Periode Juli 2022 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di Auditorium Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya, Kamis (28/7).


Farid menceritakan, bahwa impian ibunya yang menginginkan dirinya dan kembarannya menjadi seorang dokter karena melihat ketiga anak kakaknya yang menjadi dokter. Yang mana, ketiga anak saudaranya memberikan dampak yang bagus pada masyarakat sekitarnya, sehinga memberikan kebahagiaan pada kedua orang tuanya.


“Pengalaman dan situasi yang ibu ceritakan tadi membuat kami semangat untuk mewujudkannya. Terlebih layanan dan fasilitas Kesehatan di sekitar Desa Bringkang Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik masih minim. Hal itu juga memotivasi kami untuk memberikan pelayanan Kesehatan. Semoga ke depannya, kami bisa mendirikan fasilitas layanan Kesehatan, ungkap pria berusia 24 tahun tersebut.


Meskipun dari keluarga yang sederhana, hal itu tidak mengurangi semangatnya agar bisa lulus tepat waktu pada profesi dokter. Ibunya seorang guru SMK dan ayahnya bekerja sebagai pegawai swasta, situasi tersebut membuat Farid dan Fairus untuk mewujudkan impian merekan, selain itu mereka telah tergerak hatinya untuk ingin selalu melakukan aksi sosial dalam hal pelayanan kesehatan. “Saya dan adik ingin membahagiakan kedua orang tua, dengan memberikan jejak aktivitas yang berdampak baik bagi masyarakat sekitar rumah,” ucap Farid.


Setelah lulus profesi dokter, dirinya harus menjalani internship, namun Farid ingin mengisi waktu luangnya untuk melakukan aksi sosial dengan membantu masyarakat yang membutuhkan pemeriksaan kesehatan. “Aktivitas sosial yang saya lakukan sebatas pemeriksaan ringan, karena saya belum memperoleh Surat Izin Praktik (SIP), namun jika ada orang yang membutuhkan pemeriksaan awal, saya akan memeriksa terlebih dahulu untuk membantu masyarakat di sana, sehingga mengetahui diagnosa awal agar tepat penanganannya untuk periksa ke dokter klinik atau dokter spesialis,” terangnya.


Nantinya Farid akan menjalani internship di Jombang atau Mojokerto dan Fairus akan melanjutkan studi di Malang. Meskipun berbeda lokasi, hal ini tidak menyurutkan keduanya untuk melakukan aksi sosial. Berbeda dengan adiknya, Ainiyah Fairus mengungkapkan, setelah lulus, Fairus ingin melanjutkan studi lanjut untuk mengambil spesialis kulit dan kelamin. Hal ini dikarenakan ingin membantu masyarakat yang mengalami kendala pada kulitnya. Semua ini untuk mewujudkan impian orang tuanya dan berbakti kepada orang tua. Selain itu, dirinya ingin memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar tempat tinggalnya, melalui aktivitas bantuan sosial.


“Kami hanya bisa memberikan penanganan pertama sebelum menuju faskes yang berjarak sekitar 15 menit dari kawasan rumah saya. Jika ada masyarakat yang datang dan meminta bantuan saya atau kakak, pasti kami siap untuk membantu pemeriksaan awal sebelum internship nantinya,” ucap perempuan kelahiran Surabaya, 20 November 1997. (Humas)