Surabaya – Unusa Virtual Expo (UVE) dari Fakultas Kesehatan (FKes) Unusa menggelar seminar 2nd HEALER 2022 (Health Faculty International Webinar) dengan mengangkat tema Strategi Peningkatan Produktivitas Kerja Melalui Pola Hidup Sehat. Dalam acara ini menghadirkan dua narasumber Dr. Ir. Akas Yekti Pulih Asih, M.Kes., M.M merupakan dosen Fakultas Kesehatan dari Unusa dan Fasty Arum Utami S.Gz., M.Sc dari Taipei Medical University.
Dalam materinya, Akas menjelaskan makanan sehat bukan hanya untuk usia produktif, tapi makanan sehat itu dibutuhkan oleh usia bayi, balita hingga usia lansia sangat membutuhkan asupan sehat. Asupan sehat tidak hanya makanan namun minuman sehat sangat dibutuhkan tubuh ini.
“Jadi kebutuhan konsumsi makanan sehat sangat dibutuhkan oleh tubuh jangan sampai dengan tidak memikirkan makanan sehat yang mengakibatkan pada kesehatan kita pada jangka panjang,” terangnya, Sabtu (2/7).
Akas menilai banyak masyarakat yang menyepelekan untuk sarapan pagi. Hal ini kerap dialami oleh ibu-ibu menginat kesibukan memasak hingga perkerjaan rumah membuat melupakan makan hingga tengah hari. “Jadi ini yang membuat masyarakat ini gampang terkena penyakit seperti lambung atau lainnya,” jelasnya.
Akas menjelaskan kondisi lingkungan yang tidak sehat seperti saat ini sangat mempengaruhi kondisi asupan makanan yang sehat. “Banyak makanan kita ini tidak jarang menggunakan bahan yang tidak sehat karena memang adanya zat kimia dalam penyedap makanan atau bahan lainnya,” jelasnya.
Akas menjelaskan makanan nusantara merupakan makanan yang sehat dengan komposisi gizi yang cukup banyak. “Jadi kita sangat beruntung untuk tinggal di Indonesia dimana makanannya sudah cukup sehat,” ungkapnya.
Manusia dengan diet yang baik, sehat dan teratur akan merasa selalu berada di performa yang paling bagus untuk melakukan kewajiban sebagai tenaga kerja, terutama dalam hal memenuhi target yang sudah ditentukan baik oleh suatu perusahaan atau suatu organisasi sekaligus untuk memenuhi target yang ditentukan oleh diri sendiri yaitu hidup sehat.
Sedangkan, Fasty menjelaskan makanan di Taiwan banyak didominasi makanan yang menggunakan daging hingga minyak babi. Namun saat ini, Taiwan salah satu negera dengan muslim friendly. “Banyak makanan yang memang halal untuk dikonsumsi di sana,” ungkapnya.
Fasty menyebutkan tantangan perubahan pola makan dimana mengkonsumsi makanan halal. “Ini berdampak pada kesehatan dari yang mengkonsumsi,” jelasnya. (humas)