Alif, Dokter Muda yang Juga Berbisnis

KISAH dokter yang satu ini cukup menarik. Seorang dokter muda yang juga berkecimpung di dunia bisnis, dia adalah Alif Af’al Al’Amien, yang diambil sumpah, Kamis (20/2).

Alif, telah menorehkan kisah perjalanan hidupnya yang luar biasa. Di balik penampilannya yang tenang dan penuh keyakinan, tersimpan kisah perjuangan serta dedikasi yang menggabungkan dua dunia yang sering dianggap mustahil untuk disatukan: medis dan bisnis.

Lulusan SMA Taruna Nusantara ini awalnya memiliki cita-cita yang berbeda. Sejak masa sekolah menengah, Alif bercita-cita menjadi seorang perwira militer, khususnya akmil. “Awalnya, saya sangat tertarik dengan dunia militer dan ingin meniti karir di sana. Tapi takdir berkata lain, sehingga saya memilih impian kedua saya yaitu menjadi dokter,” ungkapnya.

Saat ditanya mengapa akhirnya memilih bidang kedokteran sebagai studi karirnya, ia menjelaskan bahwa dirinya ingin meneruskan orang tuanya di bidang kesehatan dan ingin memberikan dampak baik kepada masyarakat utamanya di kesehatan.

“Ibu saya itu bidan, beliau ingin sekali punya klinik sendiri, jadi itu juga yang jadi dorongan saya ingin jadi dokter; ingin bantu orang tua juga. Pun dokter juga jadi salah satu keinginan saya juga dulu,” jelas pria kelahiran 19 November 1997 itu.

Tak hanya terpaku pada dunia akademik, Alif memanfaatkan waktu kuliahnya untuk mengembangkan bisnis pribadinya. Sejak menjalani kuliah S1 Kedokteran, tepatnya saat semester empat, ia telah merintis usaha clothing brand, printing kaos, dan toko peralatan olahraga. Di tengah jadwal kuliah yang padat, ia mampu mengelola usahanya dengan cermat.

“Bisnis saya mulai tumbuh pesat seiring dengan berjalannya waktu. Saya belajar untuk menyeimbangkan antara tugas sebagai mahasiswa kedokteran dengan kegiatan berwirausaha,” jelasnya.

Menariknya pula, di tengah perjalanan studi saat menjalani tahun pertama koas, Alif juga mengambil program Magister (S2) di Universitas Strada Indonesia dengan fokus pada program studi Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Ia menjelaskan bahwa dirinya selalu teringat dengan keinginan ibunya yang ingin mempunyai klinik sendiri, dan itu menjadi motivasinya mengambil S2 tersebut.

“Mengambil S2 sambil menjalani koas memang nggak gampang. Saya juga ingin nggak pengen berhenti belajar dan terus mengembangkan diri. Saya yakin bahwa pengetahuan dalam manajemen administrasi rumah sakit itu akan sangat berguna untuk memajukan pelayanan kesehatan di masa depan,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Alif mengakui bahwa manajemen waktu menjadi tantangan utamanya dalam karirnya. “Kunci yang penting adalah kita tahu skala prioritas kita apa, walaupun juga harus ada yang dikorbankan, yaitu saya jadi jarang ketemu juga dengan keluarga. Tapi kalau ada waktu senggang, saya buat pulang ke rumah,” ujar pria asal Bangkalan, Madura, itu.

Kisah Alif menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad, disiplin, dan pengaturan waktu yang tepat, seseorang dapat menggabungkan dua impian besar sekaligus. Ia menginspirasi banyak mahasiswa, terutama untuk mengejar apa yang dicita-citakan.

“Jangan pernah takut untuk bermimpi besar dan berani mengambil langkah yang berbeda. Kadang, jalan menuju impian tidak selalu lurus dan mudah, tetapi dengan prioritas yang tepat, semua itu bisa diatasi,” pesannya.

“Saya berharap suatu hari nanti bisa membuka usaha yang menggabungkan inovasi teknologi dan pelayanan kesehatan terbaik,” imbuhnya dengan penuh harapan. (Humas Unusa)