Surabaya – Program studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) sukses menggelar pelatihan sertifikasi Neuro Linguistic Programming (NLP) bagi dosen pada tanggal 8-9 November 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Hibah PKKM yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kompetensi dosen dalam bidang pendidikan dan psikologi.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., yang menekankan pentingnya penerapan teknik NLP dalam pengajaran untuk membantu dosen dalam menciptakan proses belajar mengajar yang lebih efektif dan interaktif.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap para dosen dapat lebih memahami dan menguasai teknik-teknik NLP yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman psikologi siswa, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan menyenangkan,” ujarnya dalam sambutan yang disampaikan.
Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara Program Studi S1 PGSD FKIP Unusa dan Tim Task Force Fakultas Ekonomi dan Bisnis Teknologi Digital (FEBTD) Unusa. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan pelatihan yang tidak hanya berguna untuk para dosen dalam mengelola kelas, tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam membangun hubungan interpersonal yang efektif dengan mahasiswa.
Materi pelatihan disampaikan oleh dua narasumber berkompeten di bidang NLP dan psikologi, yaitu Sahid Sumitro, MM, CPC, CBC, dan Lucki Lukmanulhakim, S.Psi, Psikolog, MM. Dalam sesi pertama, peserta dibekali dengan pemahaman dasar tentang NLP, termasuk teknik-teknik komunikasi yang dapat digunakan untuk memperkuat interaksi antara dosen dan mahasiswa serta meningkatkan kecerdasan emosional dalam lingkungan akademik.
Pada hari kedua, pelatihan dilanjutkan di Hotel Southern Surabaya dengan lebih banyak sesi praktek dan simulasi. Para dosen diberikan kesempatan untuk langsung menerapkan teknik-teknik NLP dalam skenario pengajaran yang realistis, guna memahami bagaimana teknik tersebut dapat mempengaruhi motivasi dan perkembangan mahasiswa. Situasi kelas yang lebih dinamis dan efektif menjadi fokus utama dalam sesi praktek tersebut.
Sahid Sumitro, salah satu pemateri, menjelaskan bahwa NLP dapat membantu dosen untuk mengelola proses belajar mengajar dengan lebih baik, terutama dalam hal membangun rapport dengan mahasiswa.
“NLP adalah alat yang powerful bagi para pendidik untuk memahami cara berpikir mahasiswa dan mempengaruhi pola pikir serta perilaku mereka secara positif,” tuturnya.
Senada dengan itu, Lucki Lukmanulhakim menambahkan bahwa pemahaman psikologi mahasiswa merupakan salah satu kunci dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. “Dengan teknik NLP, dosen dapat lebih mudah mengidentifikasi dan menyesuaikan gaya belajar mahasiswa, serta mengelola dinamika kelas dengan lebih baik,” ujarnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi dosen dalam meningkatkan kualitas pengajaran dan memperkuat hubungan dengan mahasiswa.
Sertifikasi NLP yang diberikan kepada peserta di akhir pelatihan ini menjadi bukti peningkatan kompetensi dosen dalam mengelola komunikasi di kelas serta meningkatkan kecerdasan emosional dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Kegiatan ini juga membuka peluang untuk pelatihan lanjutan yang akan terus dilaksanakan untuk mendukung pengembangan kualitas pendidikan di Unusa. (***)