Mahasiswa FK Unusa Perhatikan Pemberdayaan Kesehatan Pesantren

Surabaya – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui Kegiatan Pemberdayaan Kesehatan Pesantren. Program ini dirancang untuk memberikan edukasi kesehatan dan pelayanan medis kepada para santri di pesantren, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan mereka. Pada edisi kedua atau PKP 2, sebanyak 55 mahasiswa semester 4 berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Fithrah Surabaya pada hari Sabtu, 11 Mei 2024.

Tema kegiatan kali ini, “Medspin” yang merupakan singkatan dari “Medical Support for Pesantren’s Integral Need,” mencerminkan fokus yang holistik dalam menangani berbagai aspek kesehatan yang dibutuhkan oleh pesantren. Tema ini menggarisbawahi pentingnya dukungan medis yang menyeluruh dan terintegrasi untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif bagi para santri.

Selama pelaksanaan kegiatan, para mahasiswa menyampaikan enam materi penyuluhan kesehatan utama yang sangat relevan dengan kondisi di pesantren. Materi-materi tersebut meliputi Tuberkulosis (TBC), kesehatan paru-paru, penanganan luka bakar, tinea versicolor atau panu, penyakit mental, dan perilaku merokok. Pemilihan topik ini didasarkan pada prevalensi dan urgensi masalah kesehatan tersebut di lingkungan pesantren, serta potensi dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang para santri.

Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat dan praktis mengenai pencegahan dan penanganan penyakit. Dengan pengetahuan yang memadai, diharapkan para santri dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan mereka. Selain itu, penyuluhan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk membangun kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan menghindari perilaku merokok, yang sering kali diabaikan namun memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan individu.

Selain penyuluhan, kegiatan ini juga mencakup pemeriksaan medis yang dilakukan langsung oleh mahasiswa. Pemeriksaan ini memberikan kesempatan bagi santri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar yang mungkin tidak selalu tersedia bagi mereka. Pemeriksaan medis ini penting untuk mendeteksi dini masalah kesehatan yang mungkin dialami oleh para santri, sehingga dapat segera ditangani sebelum menjadi lebih serius.

Partisipasi aktif 55 mahasiswa semester 4 dalam kegiatan ini menunjukkan dedikasi mereka dalam mengabdikan ilmu yang telah mereka pelajari demi kebaikan masyarakat. Bagi para mahasiswa, kegiatan ini merupakan pengalaman belajar yang berharga di luar kelas, memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan praktis serta empati dan kemampuan komunikasi yang diperlukan dalam profesi medis. Mereka belajar untuk bekerja dalam tim, mengelola waktu dan sumber daya, serta beradaptasi dengan kebutuhan kesehatan masyarakat yang beragam.

Bagi Pondok Pesantren Al-Fithrah Surabaya, kegiatan ini memberikan dampak positif yang signifikan. Para santri mendapatkan manfaat langsung dari penyuluhan dan pemeriksaan medis, serta merasa lebih diperhatikan dan didukung dalam aspek kesehatan mereka. Ini juga membantu menciptakan budaya kepedulian terhadap kesehatan di lingkungan pesantren, yang pada gilirannya akan mendukung proses pembelajaran yang lebih baik dan kehidupan sehari-hari yang lebih sehat.

Secara keseluruhan, Kegiatan Pemberdayaan Kesehatan Pesantren (PKP 2) ini merupakan contoh sinergi yang baik antara institusi pendidikan tinggi dan pesantren dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada para santri, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar para mahasiswa. Dengan berlanjutnya program seperti ini, diharapkan semakin banyak pesantren yang dapat merasakan manfaatnya, dan semakin banyak mahasiswa yang terinspirasi untuk berkontribusi dalam bidang kesehatan masyarakat. (Humas Unusa)