Unusa dan Unicef Kolaborasi Berikan Edukasi Gizi Seimbang Pada Pelajar di Indonesia

Surabaya – Usia remaja sering dianggap sebagai periode produktif seseorang. Remaja merupakan fase dimana pertumbuhan fisik berjalan sangat pesat dan perkembangan hormonal yang makin matang, namun, sangat rentan terhadap risiko kekurangan gizi dan perilaku yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Berfokus pada hal tersebut, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) berkolaborasi menggelar talkshow mengenai pemenuhan gizi remaja.

Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsumsi gizi seimbang kepada pelajar (usia 10-18 tahun). Dengan tajuk “Eat the Right Food for Better You in the Future”, talkshow ini menghadirkan beberapa pembicara tingkat Nasional dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dan praktisi.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Waritsah Sukajiyah, mengungkapkan bahwa upaya kesehatan remaja memiliki tujuan untuk mempersiapkan remaja menjadi orang dewasa yang sehat, cerdas, berkualitas, produktif dan berperan serta dalam menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dirinya.

“Usia remaja itu perlu zat gizi lebih tinggi, karena mereka sangat rentan. Tetapi, remaja di Indonesia kini, memiliki tiga beban masalah gizi yang mengancam, anemia pada remaja putri, kurang energi kronik (KEK), dan obesitas. Tiga hal ini sama-sama tidak menguntungkan untuk generasi emas mendatang, karena mereka akan menghasilkan keturunan yang bermasalah,” tukasnya.

Ditambahkannya, Dinkes Jatim telah meluncurkan program Inisiatif, Kolaborasi, Inovasi Pesantren Sehat Jawa Timur atau disingkat dengan IKI PESAT Jatim. “IKI PESAT Jatim ini merupakan upaya pengembangan pesantren menuju Pesantren Sehat di Jawa Timur melalui strategi advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas kesehatan utamanya pada kalangan remaja di pondok pesantren,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah Kemenkes RI, RR. Weni Kusumaningrum, MKM., mengatakan kebiasaan mengkonsumsi asupan gizi pada remaja masih belum seimbang dan berkecukupan. Aktivitas fisik yang padat, buruknya keberagaman makanan saat ini, kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada tiga permasalahan gizi di kalangan remaja Indonesia.

“Strategi komunikasi perubahan gaya hidup dan konsumsi makan sehat perlu digencarkan. Pemahaman tersebut dapat dimulai dari lingkungan terdekat para remaja, yakni rumah dan sekolah. Itu mengapa Kemenkes memprogramkan Aksi Bergizi di seluruh sekolah di Indonesia,” ujarnya.

Perlu diketahui, Gerakan Nasional Aksi Bergizi yang dicanangkan oleh Kemenkes RI meliputi olahraga bersama, membawa bekal dari rumah dan sarapan sehat, minum tablet penambah darah bagi remaja putri, dan penyampaian pendidikan gizi.

Nutrition Officer UNICEF Jakarta, Eriana Asri, turut menyampaikan bahwa dengan menerapkan strategi komunikasi yang holistik dan terintegrasi, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan mendorong perubahan perilaku yang berkelanjutan menuju gaya hidup yang lebih sehat.

“Tidak hanya memberikan pemahaman di kalangan pelajar, kita juga perlu menanamkan mengenai pemenuhan zat gizi seimbang di komunitas atau kelompok non pelajar,” ujarnya.

Rektor Unusa, Prof. Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., menyampaikan “Kami berharap melalui talkshow ini, para pelajar dapat lebih memahami betapa pentingnya menerapkan healthy lifestyle serta memilih makanan yang tepat untuk kesehatan dan masa depan yang lebih baik. Sebab menuju solusi gizi seimbang perlu dukungan berbagai pihak, dan Unusa akan terus melakukan berbagai inisiasi terhadap kondisi kesehatan di Indonesia.”

Dengan adanya kolaborasi antara Unusa dan UNICEF dalam talkshow ini, diharapkan pemahaman mengenai konsumsi gizi seimbang dan perilaku hidup sehat semakin meningkat di kalangan pelajar. (Humas Unusa)