Surabaya – Menjadi dokter merupakan sebuah cita-cita yang mulia karena berkesempatan berbuat kebaikan pada sesama. Ujian utama untuk bisa mencapai cita – cita tersebut tentu saja adalah lolos tes jurusan kedokteran di perguruan tinggi yang diinginkan. Perjuangan untuk lolos tes tentu saja tidak bisa dilakukan secara instan.
“Kalau untuk siswa SMA khususnya IPA ya kalau mau masuk FK sudah bisa mendaftar ketika duduk di kelas 2. Kalau sudah ada minat ke FK, mereka sudah bisa mengikuti proses seleksi masuk FK Unusa,” ujar Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unusa, Dr dr Handayani, M.Kes., kepada Basra, Rabu (17/4).
“Jadi saat kelas tiga sudah tahu apakah diterima ataukah harus mengulang lagi,” imbuhnya.
Handayani menuturkan, seleksi masuk FK Unusa dilakukan secara bertahap. Dan bagi siswa SMA yang gagal di seleksi pertama bisa mengulang kembali dengan batasan 3 tahun sejak dia lulus SMA.
“Gagal di seleksi pertama boleh ikut lagi, batasnya sampai 3 tahun ya,” kata Handayani.
Handayani lantas membeberkan langkah agar bisa lolos masuk FK Unusa. Pertama, nilai akademik terutama IPA. Jika nilai bidang studi IPA yang mencakup Biologi, Fisika, Kimia, dan Matematika, maka kansnya lolos terbuka lebar.
“Kedua, kemauan atau minat dari siswanya. Orang tua mau, nilai akademik menunjang, tapi kalau dari yang bersangkutan tidak ada minat ya susah. Karena kuliah di FK itu tidak sebentar jadi mereka harus ada kemauan kuliah di FK,” terangnya.
“Kalau kemauannya setengah-setengah juga susah, karena kuliah di FK ini berbeda dengan kuliah di fakultas lain. Takutnya nanti dia mutung (berhenti) di tengah jalan saat kuliah,” sambungnya.
Ketiga, adanya dukungan finansial. Sudah bukan rahasia lagi jika kuliah di FK membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga orang tua perlu menyiapkan dukungan finansialnya.
“Setelah persiapan oke, maka seleksi-seleksi yang harus dihadapi. Tesnya ada beberapa, yakni tes akademik, kemudian psikotes untuk menilai psikologis dari seseorang. Di kita ada tambahan tes bahasa Inggris dan tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory),” terangnya.
“Tes MMPI ini untuk menilai kesiapan mentalnya, lebih dari psikiatre, apakah dia ada hambatan-hambatan, apakah dia ada potensi untuk mengalami gangguan klinis. Tes ini perlu karena beban kuliah di FK tidak mudah,” imbuhnya.
Tes selanjutnya adalah buta warna. Mahasiswa kedokteran harus bebas dari buta warna karena berkaitan dengan analisa kesehatan pasien.
Secara terpisah, Syahrul, salah satu mahasiswa FK Unusa mengungkapkan cara sukses dapat lulus mengikuti seleksi.
“Untuk persiapan masuk FK sendiri insya Allah saya menyiapkan sejak awal SMA yaitu kelas 10 hingga menjelang kelulusan. Persiapan yang dilakukan termasuk belajar intens, latihan soal, les private, tryout,” ungkapnya.
Syahrul menuturkan, untuk tes masuk FK Unusa dibagi menjadi beberapa sesi, ada tes tulis, tes wawancara, dan tes kesehatan.
“Tes tulis di sini materinya tidak jauh dari materi SMA sehingga apabila sudah mempersiapkan materi SMA dengan baik insya Allah tidak kesulitan dalam pengerjaannya,” terangnya.
“Untuk tes kesehatan yang dites termasuk tes fisik dan tes psikologi. Untuk saya kebetulan mengikuti tes online dikarenakan adanya pandemi COVID-19,” sambungnya. (***)