Oki Safitri Berhasil Membawa Pulang Juara 1 Podcast Competition: From Insecure to Bersyukur

Surabaya – Mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Oki Safitri, kembali menorehkan prestasinya di bidang public speaking yakni meraih Juara 1 dalam lomba Podcast Competition Se Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Komunitas Woman Blitz dan Blitz Broadcasting Class.

Berbekal dari pengalaman menjadi Host Podcast Think Things Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEBTD) Unusa menjadikan Okis, sapaan akrabnya, lebih percaya diri dan yakin dengan kemampuannya. Meskipun demikian, ia mengaku masih merasa grogi dan tangan dingin ketika nomor urutannya akan dipanggil.

“Saya memang memiliki banyak pengalaman menjadi MC (Master of Ceremony), tetapi saya merasa ini berbeda dengan MC, jadi saya harus benar-benar berpikir dan itu yang membuat saya deg-degan dan tangan dingin” ujarnya.

Perlombaan yang telah dibabat habis oleh Okis ini memiliki sistem perlombaan challenge yaitu semua peserta diberikan satu tema yaitu “Woman Leader and Entrepreneur” kemudian peserta dipersilahkan untuk melakukan brainstorming sendiri untuk mencari judul yang sesuai.

Mahasiswa asal Bojonegoro itu awalnya sempat kebingungan karena memang persiapan yang masih kurang namun ia terus berpikir dan akhirnya mendapatkan satu judul yang dianggapnya relevan yaitu insecure. Alasan Okis mengambil judul insecure yaitu berangkat dari pengalaman pribadi yang masih suka merasa insecure dengan keadaan yang ada. Selain itu insecure saat ini masih menjadi trending topic di kalangan remaja terutama di kalangan perempuan.

Dalam podcast tersebut Okis mengawali dengan menyampaikan bahwa terkadang hal terberat dalam hidup adalah kata-kata sindiran yang datang dari orang-orang terdekat kita. “Dimata mereka kita hanya seseorang yang tidak berguna, apapun yang sedang kita lakukan, apapun yang sedang kita usahakan seakan tidak ada harganya dimata mereka. Dan bahkan yang paling menyakitkan adalah saat mereka mulai membanding-bandingkan kita dengan orang lain,” cerita Okis.

Selama berjalannya waktu podcast, Okis tidak merasakan bahwa saat itu adalah perlombaan tetapi dia merasa bahwa saat itu ia sedang curhat dengan permasalahan dirinya sendiri, karena memang materinya sangat sesuai dengan kondisi yang dialami olehnya.

Yang dapat dipetik dalam podcast tersebut yaitu bahwa rasa insecure itu membahayakan diri sendiri terlebih jika insecure sudah mulai semakin parah karena dapat mengakibatkan seseorang bisa terkena gangguan kejiwaan atau stress.

Dalam kesimpulan yang diberikan Okis menyatakan bahwa “Kita harus mulai bisa membangun rasa kepercayaan diri. Kita nggak akan pernah bisa menyenangkan semua orang. Jadi senengin dulu diri sendiri, bahagiakan dulu diri sendiri, biarkan orang lain datang dan pergi, tetapi itu nggak boleh terjadi pada diri kita sendiri. Kita harus ada, selalu ada, dan gak boleh gak ada. Satu-satunya yang kita punya, yang tersisa harus bisa kita jaga”. (***)