Andini Hardiningrum, S.Pd.,M.Pd – Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
PERKEMBANGAN digital pada saat ini berperngaruh pada mudahnya anak usia dini dalam melihat tontonan baik itu di televisi, dan media sosial seperti Youtube dan lainnya. Tontonan yang dilihat anak saat ini akan sangat berpengaruh terhadap tahapan perkembangan setiap anak.
Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang menjadi akar terbentuknya peradaban bangsa. Maka sebagai orangtua kita harus dapat memilah tontonan yang sesuai dengan usia anak.
Gencarnya persaingan dalam industri penyiaran, maka channel youtube dan saluran televisi yang ada saling berlomba untuk dapat membuat konten yang diminati oleh anak usia dini.
Konten yang mendapat rating tinggi akan diminati masyarakat maka konten itulah yang selalu di produksi meskipun tayangan tersebut tidak sesuai dengan usia anak atau bahkan mengandung unsur yang tidak mendidik.
Persaingan dalam dunia industri membuat filter tontonan yang sehat untuk anak tidak terpenuhi. Berbeda dengan orang dewasa yang mampu memfilter tontonan yang dilihat pada anak usia dini kemampuan tersebut belum muncul sehingga perlu pendampingan dari orangtua.
Menurut teori dikatakan bahwa anak usia dini adalah peniru ulung yang berarti tontonan yang dilihat akan sangat berbahaya bila isi atau konten tidak sesuai kodrat anak. Seperti konten kekerasan, pornografi, percintaan dan hal negatif lainnya. Konten tersebut mengandung adegan kekerasan atau perilaku negatif yang secara tidak langsung akan ditiru oleh anak.
Dan hal ini berbahaya apabila diperagakan oleh anak dalam dunia nyata. Menanggapi permasalahan ini salah satu upaya yang dapat dilakukan orangtua adalah memfilter tontonan yang di tonton oleh anak usia dini di rumah (Rewira & Ridwan, 2021).
Diharapkan dengan memfilter tontonan yang di akan dilihat oleh anak, maka anak akan mendapatkan manfaat positif dari konten atau acara yang sudah ia tonton yang sesuai dengan usianya.
Upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk memfilter tontonan anaknya dapat dilakukan dengan empat cara: Pertama, orang tua menonton siaran digital bersama anak. Dengan cara ini, orang tua bisa mengetahui acara apa saja yang ditonton anaknya.
Apabila dipastikan ada anak yang menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya, sebaiknya orang tua segera mengambil tindakan dengan meminta anak untuk mengganti acara tersebut dan menyadarkan anak dengan menjelaskan secara singkat isi acara yang dilarang tersebut.
Kemudian, Upaya yang kedua adalah dengan orangtua menuliskan jadwal siaran di televisi yang khusus untuk anak. Dengan menuliskani jadwal acara televisi maka orangtua dapat menentukan waktu boleh tidaknya anak menonton tayangan televisi terutama yang sesuai dengan usia anak. Ketika orangtua sudah mengetahui jadwal tayangan televisi, orangtua dapat mengetahui isi acara atau tanyangan sehingga bisa memfilter tayangan tersebut untuk anak.
Jika ditemukan bahwa acara televisi pada jam tertentu tidak sesuai dengan usia anak maka orangtua dapat mengalihkan dengan membuat kegiatan edukasi sendiri antara anak dan orangtua.
Selanjutnya, upaya ketiga yang dapat dilakukan orangtua adalah mempersiapkan aplikasi yang sesuai dengan usia anak. Aplikasi yang dimaksud disini adalah aplikasi yang gratis maupun berbayar.
Aplikasi gratis yang digunakan adalah youtube kids dimana aplikasi ini memang dibuat khusus untuk tontonan anak-anak agar anak mendapatkan tayangan yang sesuai dengan usianya. Sementara yang berbayar seperti netflix kids, cartoon network dan nickelodeon yang fungsinya serupa dengan youtube kids namun dikenakan biaya berlangganan.
Upaya keempat adalah dengan membatasi jam anak dalam mengakses tontonan digital. Orangtua harus disiplin dalam melakukan aturan ini agar anak tidak kecanduan tontonan secara terus menerus. Orangtua dapat memberikan permainan yang dapat mengalihkan anak dari tontonan yang dikases melalui gadget. (***)