Jombang – Akuntansi syariah semakin berkembang di seluruh dunia, terutama dalam lingkup keuangan Islam. Edukasi dan pengenalan tentang keilmuan ini perlu dilakukan terutama bagi siswa-siswi di sekolah Islam.
Mendukung upaya tersebut, dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Teknologi Digital (FEBTD) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Mohammad Ghofirin dan Dina Anggraeni Susesti serta dua mahasiswa Anggih Nur Hamidah dan Khairunnisa Alvania Zhafira mengenalkan akuntansi syariah ini pada siswa Madrasah Aliyah (MA) Mambaul Ulum, Jombang, beberapa minggu lalu.
Pengenalan ini kata Ghofirin penting bukan hanya akan membantu siswa memahami prinsip-prinsip keuangan Islam, tetapi juga akan membuka pintu untuk karier yang berpotensi dalam industri keuangan syariah.
“Dengan pengenalan awal, menumbuhkan minat siswa untuk belajar tentang akuntansi syariah di perguruan tinggi,” ujar Ghofirin.
Dikatakan Ghofirin, akuntansi syariah adalah cabang dari akuntansi yang mengikuti prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam. Ini mencakup pemahaman tentang hukum-hukum syariah yang mengatur keuangan dan bisnis dalam Islam, seperti larangan riba (bunga), larangan transaksi berdasarkan spekulasi, dan ketentuan zakat (sumbangan) yang wajib.
“Dengan begini, siswa bisa mengetahui prinsip-prinsip dasar akuntansi syariah. Misalnya larangan riba, keadilan dan transparansi serta zakat,” ungkapnya.
Larangan riba agar siswa harus memahami konsep ini dan cara menghindari riba dalam transaksi keuangan. Keadilan dan transparansi agar siswa mengetahui nilai-nilai penting dalam Islam yang perlu diterapkan dalam praktek akuntansi. Serta zakat agar siswa memahami konsep zakat, yang merupakan kewajiban memberikan sumbangan sebagian dari kekayaan kepada mereka yang membutuhkan. Akuntansi syariah mencakup penghitungan dan distribusi zakat.
Selain itu, Ghofirin juga memberikan pembelajaran berbagai instrumen keuangan syariah seperti sukuk (obligasi syariah), mudarabah (investasi berbasis keuntungan bersama), dan musharakah (kemitraan modal). Ini adalah instrumen-instrumen yang sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan Islam.
“Kita ingin siswa dapat memahami bagaimana prinsip-prinsip akuntansi syariah diterapkan dalam praktek. Mereka dapat belajar tentang bagaimana perusahaan atau lembaga keuangan syariah merancang laporan keuangan mereka, termasuk perhitungan laba yang sesuai dengan syariah,” tukasnya.
Dalam pengenalan ini, Gofirin juga memberikan pencerahan tentang karier yang bisa diraih para siswa jika menekuni bidang ini. Misalnya siswa bisa menjadi akuntan syariah, auditor, konsultan keuangan syariah, atau bahkan memulai bisnis sendiri yang sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan Islam.
Penting untuk menyoroti bahwa studi akuntansi syariah dapat menjadi pintu masuk untuk pendidikan lanjutan di tingkat universitas atau perguruan tinggi yang mengkhususkan diri dalam keuangan syariah. Ini memberikan kesempatan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik ini.
Dengan pemahaman yang kuat tentang akuntansi syariah, siswa MA Mambaul Ulum akan memiliki pengetahuan yang berharga tentang prinsip-prinsip keuangan Islam yang akan membantu mereka dalam memahami dan mengelola keuangan mereka sendiri serta mempersiapkan mereka untuk berkarier di industri keuangan syariah yang sedang berkembang pesat. (***)