Surabaya – Dosen program studi D-IV, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan pelatihan pemadaman api. Pelatihan ini dilakukan di Kampoeng Lawas Maspati, Kota Surabaya beberapa waktu lalu.
Dua dosen K3 yakni Friska Ayu dan Octavianus Hutapea dibantu dosen prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis Teknologi Digital yakni Rachma Rizqina melakukan pengabdian masyarakat ini.
Pendampingan ini dikatakan ketua tim pengmas, Friska Ayu agar masyarakat siaga bencana kebakaran. Seperti diketahui, Kampoeng Lawas Maspati adalah kawasan wisata heritage di Surabaya.
Sebagai salah satu lokasi wisata harus memenuhi sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability). CHSE itu adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata, dan jenis usaha di bidang pariwisata lainnya.
“Kami memberikan pelatihan ini mendapatkan hibah dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI,” kata Friska.
Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mendesiminasikan upaya siaga bencana kebakaran di Kampoeng Lawas Maspati melalui berbagai upaya yakni memberikan sosialisasi dan edukasi terkait kesiapsiagaan bencana kebakaran, simulasi penanganan kebakaran dan evakuasi, penyediaan fasilitas, sarana prasarana mitigasi bencana kebaran dan inisiasi pembentukan tim tanggap darurat dan penyiapan dokumen keselamatan sebagai salah satu upaya pemenuhan sertifikasi CHSE.
Kegiatan ini juga salah satu bentuk pencapaian keunggulan program studi D-IV K3 Unusa yakni pengimplementasian K3 di sektor informal.
Dikatakan Friska, kegiatan ini dilakukan dengan beberapa tahapan pertama melakukan edukasi kepada masyarakat dan pengelola kampoeng lawas mespati terkait pentingnya sertifikasi CHSE dan tata cara penanggulangan bencana kebakaran.
Selanjutnya dilakukan simulasi terkait tata cara pemadaman api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) maupun menggunakan karung goni, selain itu membantu menyediakan fasilitas evakuasi dan APAR.
Koordinator Kampoeng Lawas Maspati, Suyatno mengapresiasi kegiatan ini. Karena selain mendapatkan perhatian dari perusahaan-perusahaan besar ternyata perguruan tinggi juga peduli dengan keberadaan wisata Kampoeng Lawas ini.
“Kegiatan pengabdian masyarakat ini mampu untuk membangun kesadaran warga dalam hal penanggulangan bencana khususnya kebakaran, apalagi kampoeng lawas ini berada di Kawasan padat penduduk,” tuturnya. (***)