Surabaya – Mahasiswa Program Pendidikan Guru (PPG) Prajabatan Sekolah Dasar (SD) di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tidak hanya meraih ijazah akademik setelah lulus.
Mereka juga akan memperoleh sertifikat KML (Kursus Mahir Lanjutan). Melalui sertifikat KML ini, mahasiswa PPG Unusa, ketika lulus tidak hanya bisa menjadi guru akademik, namun juga bisa menjadi pembina pramuka di sekolah masing-masing.
Ada 91 mahasiswa PPG SD gelombang 1 dan 2 yang mengikuti program KML ini yang terdiri atas 40 golongan Siaga dan 51 golongan Penggalang. Untuk bisa memperoleh KML ini, mahasiswa terlebih dulu memiliki sertifikat KMD (Kursus Mahir Dasar) kepramukaan.
Bekerjasama dengan Kwartir Daerah Jawa Timur, kegiatan ini digelar dua kali yakni daring pada 23-25 Juni 2023 dan luring pada 30 Juni-2 Juli 2023. Untuk pelaksanaan luring dilaksanakan di Lentera Camp Trawas, Mojokerto di bawah pembina dari Kwarda Jatim.
Koordinator PPG Unusa, Nafiah mengatakan, kegiatan ini menjadi keunggulan PPG di Unusa. Di mana Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) lain tidak melaksanakan program ini.
“Ini memang menjadi keunggulan Unusa. Kami ingin mahasiswa yang lulus PPG Unusa tidak hanya mendapatkan ijazah akademik, tapi juga mendapat sertifikat KML. Sehingga nantinya ketika lulus bisa mengajar akademik dan menjadi pembina pramuka. Karena selama ini banyak sekolah dasar yang belum memiliki pembina pramuka dengan sertifikat KML. Padahal pembina pramuka wajib memiliki sertifikat KML itu. Sehingga dengan sertifikat KML ini, lulusan PPG Unusa bisa memiliki nilai plus,” jelas Nafiah.
Kegiatan ini dibuka Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng, Jumat (30/6/2023). Prof Jazidie dengan tegas menyampaikan pesan penting mengenai peran pramuka saat ini yang sesuai dengan motto Pramuka Dunia, yaitu “Be Prepared”. Artinya, selalu dalam keadaan siap lahir batin untuk melakukan tugas.
Bersiaplah dalam ikiran dengan mendisiplinkan diri untuk patuh pada setiap perintah, dan juga dengan memikirkan terlebih dahulu setiap kecelakaan atau situasi yang mungkin terjadi, sehingga mengetahui hal yang tepat untuk dilakukan pada saat yang tepat, dan bersedia melakukannya.
Bersiaplah dalam tubuh dengan membuat diri kuat dan aktif serta mampu melakukan hal yang benar pada saat yang tepat dan lakukanlah.
Dalam kegiatan camp ini, peserta kursus diberikan kesempatan untuk membangun tenda dan belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam saat berkemah.
Praktik ini memberikan pengalaman yang berharga dalam menghadapi tantangan alam dan memperkuat kemandirian serta kerja sama tim peserta.
Selanjutnya, praktik musyawarah gugus depan. Simulasi ini memberikan kesempatan kepada peserta kursus untuk memahami dan mengaplikasikan metode musyawarah dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah di dalam gugus depan.
Peserta kursus berperan sebagai anggota gugus depan dan didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses musyawarah. Melalui kegiatan ini, peserta kursus dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, mendengarkan pendapat orang lain, dan mencapai kesepakatan bersama.
Simulasi ragam keterampilan golongan siaga dan penggalang menjadi kegiatan terakhir dalam hari pertama. Peserta kursus diberikan kesempatan untuk menguji keterampilan mereka dalam pertolongan pertama, pengetahuan alam, keterampilan bertahan hidup, pemetaan, dan keterampilan lain yang relevan dengan golongan siaga dan penggalang.
Simulasi ini memberikan pengalaman praktis yang intensif dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan peserta dalam konteks kegiatan pramuka.
Secara keseluruhan, kegiatan kursus pembina pramuka tingkat lanjutan pada hari pertama telah berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat.
Praktik berkemah, musyawarah gugus depan dan simulasi ragam keterampilan golongan siaga dan penggalang memberikan kesempatan bagi peserta kursus untuk mengembangkan diri mereka dalam aspek praktis, sosial dan kepemimpinan.
“Kami berharap acara selanjutnya akan memberikan pengalaman yang lebih berharga dan mendorong peserta kursus untuk menjadi pembina pramuka yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan masa depan,” tutur Nafiah. (***)