Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) terbentuk berawal dari berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Yarsis pada tahun 1979. Unusa telah meluluskan banyak wisudawan yang tersebar di berbagai daerah. Salah satu alumni yang sukses adalah Sri Ngesthiningtyas yang lulus pada tahun 1997.
Saat ini, Ngesthi termasuk Aparatur Sipil Negara yang bekerja sebagai perawat di Puskesmas Candi, Sidoarjo. Diceritakan, ia memulai karirnya di sebuah klinik di Surabaya sebagai perawat, namun sempat terhenti sebab menikah hingga kemudian memulai bekerja kembali pada profesi yang ia cintai, yakni perawat.
“Saya sangat mencintai profesi sebagai perawat, selain itu awal memilih kuliah keperawatan karena harapan ibu saya ingin saya menjadi perawat, dan ternyata saya jatuh hati juga di keperawatan ini,” ungkap Bu Ngesthi saat ditanya via telepon, Jumat (5/5), Sore.
Wanita kelahiran 11 Maret 1972 itu semasa berkuliah aktif dalam mading kampus. Berawal dari keaktifannya mengurus mading, saat ini Ngesthi telah memiliki 6 karya buku yang ia tulis sendiri.
Menurut Ngesthi, dorongan awal dalam menulis buku yakni bermula dari seringnya ia menjumpai beberapa pasien di puskesmas yang merasakan stres dan depresi. Hingga kemudian beliau tergerak untuk memberikan motivasi dan perubahan pemikiran yang positif melalui sebuah tulisan.
“Motivasi saya menulis buku itu untuk bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang yang membaca buku saya, terutama agar bisa berfikir positif yang dapat berdampak positif pula pada mental orang tersebut,” ucapnya.
Judul buku karya beliau beberapa diantaranya yaitu Merenda Rasa Syukur, Kisah Inspiratif Perempuan Cahaya Jiwa, Nyala Jiwa Pejuang, dll.
Dalam dunia keperawatan, Ngesthi berfokus pada kesehatan jiwa. Menurut beliau, saat ini banyak generasi muda yang berada di umur produktif namun sudah merasakan depresi berat.
“Kebanyakan generasi muda saat ini tidak memperhatikan kesehatan jiwa pada diri masing-masing. Padahal, dengan memperhatikan kesehatan jiwa (mental), akan memiliki pengaruh besar pada kesehatan fisik dan pikiran, yang berpengaruh juga pada keberlangsungan para generasi muda dalam meniti karir,” jelasnya.
Ibu dari dua anak itu juga mengatakan bahwa kunci kesuksesan dalam menghadapi tantangan zaman adalah mengenali potensi pada diri sendiri dan tidak putus asa dalam mengembangkan potensi tersebut.
“Dalam meraih kesuksesan itu selain percaya diri dan mengasah potensi yang dimiliki, kita juga perlu positive thinking terhadap apapun yang sedang dijalani supaya semua sesuai harapan. Nggak lupa juga harus punya goal agar semangat meraihnya serta yang paling utama selalu mendekatkan diri pada Allah dan memiliki amalan unggulan seperti misalnya rutin dalam sholat tahajud dan berdoa kepada Allah” tuturnya.
Pada perjalanan karirnya, selain menerbitkan beberapa buku, Ngesthi juga menorehkan berbagai prestasi. Beliau pernah dinobatkan sebagai Nakes Teladan III Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2018, juga dinobatkan sebagai Pegawai Terbaik Puskesmas Candi Sidoarjo Pada Periode 1 Tahun 2022.
Selain itu, Ngesthi berhasil menjuarai beberapa lomba yakni Juara 1 Penghargaan Kesehatan Jiwa Kabupaten Sidoarjo dan Juara 1 Penghargaan Kesehatan Jiwa Tingkat Nasional Kategori Perorangan Pada Tahun 2022. Dalam beberapa kesempatan, Ibu Ngesthi juga aktif sebagai narasumber pada acara Kesehatan Jiwa dan Kepenulisan.
Melalui berbagai pengalaman dan sukses pada bidang profesi yang dicintai, perawat, Ibu Ngesthi memberikan pesan pada mahasiswa-mahasiswi di Unusa untuk senantiasa tidak putus asa, selalu yakin dan berani.
“Dalam menjalani setiap proses dalam hidup ini yang terpenting itu kita tidak menyerah, jangan lupa bahagia dan bersyukur atas apa yang sudah dicapai, intinya jalani dengan penuh cinta dan bahagia. Dan satu lagi, tanamkan hati kita untuk selalu mengingat pada Allah,” pesan istri dari Agus Sri Wardoyo itu.
Ngesthi juga berharap para mahasiswa maupun alumni Unusa dapat terus maju dan berkarya dalam bidang apapun. “Bagi para alumni dan mahasiswa Unusa yang satu almamater dengan saya, jangan putus asa, semoga bisa membanggakan Unusa kelak. Dan tidak lupa untuk tetap memperhatikan kesehatannya, terutama kesehatan mental, agar semua yang dikerjakan tidak terasa menjadi beban,” tambahnya. (Humas Unusa)