Sony Wahyu Alfarsyah, Anak Tukang Ojek yang Jadi Duta BAZNAS Jatim 2023-2024

Surabaya – Sony Wahyu Alfarsyah, S.Pd., merupakan sosok pria yang tekun dan semangat dalam mengapai impiannya. Meskipun dengan berbagai keterbatasan yang dia miliki, khususnya keterbatasan finansial. Dia berasal dari keluarga yang sederhana, anak dari pasangan Ali Mukson dan Getti Farida ini, berhasil dinobatkan sebagai Juara 1 dalam Pemilihan Duta Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Timur periode 2023-2024.

Alumni S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini telah menyisihkan sebanyak 148 Peserta dari berbagai elemen masyarakat Jawa Timur, mulai dari mahasiswa S2, guru, dan para pekerja di sektor terkait BAZNAS.

Capaian prestasi yang dia peroleh ini, tidak lepas dari dukungan dan peran orang tua, khususnya ibunya. Dirinya lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang saling menguatkan. Sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP), kedua orang tua saya sudah divorce.

“Sejak saat itu, saya ikut ibu untuk berjuang dan mengapai impian kami. Ibu bekerja sebagai Tukang Ojek panggilan dan penjaga toko Mukenah. Memang latar belakang orang tua saya bukan berasal dari orang dengan pendidikan yang tinggi, namun mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, khususnya saya dipesani ibu untuk selalu mengapai impian dan mewujudkan kesuksesan,” ungkapnya, Rabu, (1/2).

Pria kelahiran 20 Juli 1999 ini, menceritakan bahwa orang tuanya selalu berusaha memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Peran dan dukungan orang tuanya juga sangat berpengaruh, baik dalam segi moriil maupun materiil, karena selalu mengusahakan dan mengedepankan kebahagiaan anak-anaknya, khususnya untuk pendidikan.

“Ibu saya pernah berkata, bahwa ibu memang tidak bisa memberikan harta, kekayaan, maupun warisan, ibu hanya bisa memberikan bekal ilmu, yang nantinya semoga bisa kamu pakai untuk mengangkat derajat keluarga, khususnya derajat orang tua,” tuturnya sembari meneteskan air mata.

Pria yang pernah mendapatkan beasiswa penuh Unusa ini mengungkapkan, bahwa motivasinya sehingga bisa mencapai tahap ini, yakni yang pertama dari dirinya sendiri, karena jika dirinya sendiri belum ada semangat atau motivasi, maka motivasi yang diberikan oleh orang lain tidak akan terlaksana. Yang kedua adalah dari ibunya, setiap ada rasa ingin malas-malasan dan putus asa saat menggapai impian, rasa ingin menyerah menghadapi lika-liku kehidupan maupun selama menempuh studi di Unusa, serta tidak melaksanakan sesuatu dengan baik, dirinya ingat ibunya.

“Orang tua adalah motivasi terbesar saya, karena dipikiran saya selalu teringat adanya orang tua yang bekerja keras demi menghidupi sampai ke jenjang perguruan tinggi saat ini, hal ini sebagai jalan saya untuk menggapai cita-cita serta mengangkat derajat keluarga, khususnya ibu. Prinsip hidup yang saya pegang yakni, menyerah boleh asalkan jangan terpacu disitu, ada saatnya kembali berjalan lagi menuju sesuatu yang diinginkan,” ungkapnya.

Pria yang pernah menjadi mentor Beasiswa Cendekia BAZNAS Unusa Periode 2021-2022 ini mengungkapkan, bahwa dirinya menjadi Duta BAZNAS Jatim 2023-2024 ini merupakan perpanjangan tangan dari baznas untuk generasi milenial, agar lebih melek lagi tentang pentingnya zakat bagi diri sendiri, orang lain, dan bangsa Indonesia.

“Saat di BAZNAS Unusa, membuat saya terdorong untuk menjadi perpanjangan tangan BAZNAS, tujuannya untuk menyebarkan semangat kebaikan dan pentingnya Zakat, Infaq, dan Sedekah di kalangan generasi millenial saat ini,” ungkapnya.

Pria yang juga mengajar di SD Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya ini mengungkapkan, bahwa sebagai seorang guru muda, dia ingin memberi dan menjadi contoh kepada para generasi muda Indonesia, serta dan berkontribusi secara lebih bagi masyarakat sekitar dengan caranya sendiri. Dirinya juga memberikan tips dan trik agar para pemuda yang ingin menjadi Duta BAZNAS Jatim dapat mengikuti seleksi secara maksimal.

“Tips & Triknya mengikuti seleksi Duta BAZNAS Jatim yakni, cukup percaya kepada diri sendiri bahwa kita itu luar biasa, tidak ada yang seperti kita, dan kita hanya satu. Yakini bahwa kita hebat dengan kemampuan yang kita miliki. Apabila kita percaya dengan diri sendiri, maka kita akan dapat mengubah kelemahan menjadi sebuah kekuatan. Believe in yourself because you’re the leader of yourlife, you’re the voice of your own. And remember! Don’t let anybody judge you, because you are you, you are unique, and you are confidence,” ungkapnya. (Humas Unusa)