Bangkalan – Dosen Unusa menggelar pengabdian masyarakat di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikam, Burneh Bangkalan dengan melakukan pelatihan manajemen pengelolaan sampah menjadi berkah. Acara ini diikuti para santri dan santriwati yang ada di Ponpes Al Hikam.
Dosen yang melakukan pengabdian ini antara lain Dr Ima Nadatien, Dr. Abdul Muhith, S.Kep.Ns., M.Tr.Kep, Hotimah Masdan Salim, dr., Ph.D, dan Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D. Selain itu, pengabdian masyarakat ini diikuti empat mahasiswa dari Prodi Kesehatan Masyarakat (Kesmas).
Dimana peserta pelatihan ini diambil dari siswa SMA dan SMK dari Ponpes Al Hikam Bangkalan. Acara ini disambut baik oleh pengasuh Ponpes, KH Sirojul Umam Nurdin yang menilai permasalahan sampah menjadi masalah banyak orang.
“Terlebih masalah sampah ini juga sering dialami oleh Ponpes Al Hikam, ini terlihat setiap seminggu sekali kami mendatangkan dua truk sampah untuk membuang sampah yang dihasilkan dari santri dan santriwati,” ungkapnya.
Umam menjelaskan selama ini pondok pesantren melakukan pemisahan sampah dan dijual hanya botol dan gelas plastik saja. “Saya berharap dari sini, santri dan santriwati bisa mengolah sampah lainnya memiliki harga ekonomis,” ungkapnya.
Umam juga berharap melalui acara ini bisa mengubah kebiasaan para santri dan santriwati untuk membuang sampah pada tempatnya. “Kami ingin kedepannya ponpes ini bersih, dan sehat yang membuat kota akan semakin nyaman dalam melakuka aktifitas,” tuturnya.
Sedangkan, salah satu dosen Unusa, Ima mengatakan acara ini digelar di Ponpes Al Hikam Bangkalan, karena ingin mengubah kebiasaan membuang dan mengolah sampah bisa diterapkan di Ponpes tersebut. “Kami juga menggandeng Sumadi, S.T., M.KL dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nganjuk yang biasa mengolah sampah memiliki nilai ekonomis,” ungkapnya.
Dengan mengelolah sampah ini, membuat sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan berkurang. “Karena bisa diolah dan memiliki nilai ekonomis sendiri bagi para santri yang ada di Ponpes Al Hikam Bangkalan,” tutur wanita yang menjabat sebagai Direktur Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) Unusa.
Sampah plastik masih menjadi momok, dan tertinggi yang terjadi di Indonesia dimana sekitar 60 persen sampah terdiri dari sampah plastik. “Ini cukup besar, mengingat sampah plastik ini tidak bisa terurai dengan baik,” ucap Sumadi. (humas)