Ajarkan Publikasi Jurnal Internasional, FKIP Gelar Mimbar Akademik

Surabaya – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) bersama Global Engagement Nahdlatul Ulama of Surabaya (Genus) menggelar mimbar akademik tentang writing articles fot internasional publications yang digelar secara online melalui aplikasi zoom dan youtube, Kamis (7/7).


Tiga narasumber mengisi acara tersebut antara lain Prof. Dr. Gary I. Lilienthal dari Tashkent state university of law Sydney, Australia, Dr. Drs. Djuwari, M.Hum. dan Tiyas Saputri, S.S., M.Pd. keduanya dosen Unusa.


Dalam materinya, Tiyas menjelaskan penerbitan artikel di jurnal internasional seharusnya menjadi salah satu tujuan utama untuk menunjukkan tanggung jawab sebagai akademisi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, tidak mudah dan sederhana untuk menerbitkan artikel kita di jurnal internasional, kita harus melakukan yang terbaik untuk mencapainya.


“Pentingnya publikasi jurnal Internasional untuk diberikan ke masyarakat luas terlebih pada masyarakat global. Dengan penyebaran publikasi jurnal internasional turut serta dalam kontribusi ilmiah dan praktisnya,” ungkapnya.


Sedangkan, Djuwari menjelaskan penyebaran global ini membuat peneliti dan praktisi ilmiah dengan minat yang sama menyadari pengetahuan baru di bidangnya dan membantu mengembangkan pengetahuan dan penerapannya. Lagipula, penerbitan artikel di jurnal internasional memberikan kesempatan lebih kepada penulis untuk terlibat dalam lingkungan akademik kreatif di negara lain.


“Selain itu, dampak kutipan adalah ukuran seberapa sering artikel atau buku atau penulis jurnal akademik dikutip oleh artikel, buku, atau penulis lain. Ini jelas memperluas kontribusi penulis untuk kemajuan sains secara global,” ungkapnya.


Sedangkan, Gary memberikan tips untuk menerbitkan artikel di jurnal internasional, diantaranya kualitas bahasa Inggris yang digunakan dalam artikel harus bagus. Keterlibatan teman sejawat sangat dibutuhkan untuk membaca dan mereview artikel yang akan diterbitkan. “Penulisan argumen-argumen juga harus koheren. Yang terakhir adalah tingkat kedalaman topik yang ditulis dalam artkel,” ucapnya. (humas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *