Mahasiswa K3 Ajak Tukang Las Antisipasi Bahaya dalam Bekerja

Surabaya – Mahasiswa Program Studi (Prodi) D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melaksanakan pengabdian masyarakat di Bengkel Las Sumber Makmur di Jalan Jemur Ngawinan Surabaya. Hal ini penting dilakukan, lantaran para tukang las harus paham akan bahaya yang mengintai dalam pekerjaannya.
Para mahasiswa melakukan pengukuran kebisingan dan pengukuran cahaya menggunakan alat Questemp. Kegiatan ini didampingi Merry Sunaryo, S.KM., M.KKK selaku dosen K3 Unusa dan Puspita Dwi Kartikasari S.ST., selaku Laboran Unusa.
Salah satu mahasiswa K3 yang mengikuti kegiatan tersebut, Naufal Ilham Saputra menjelaskan, bekerja di bengkel las merupakan pekerjaan dengan resiko kesehatan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan kebisingan karena proses pemotongan besi hingga proses las yang membuat cahaya yang berlebih dapat mempengaruhi kesehatan mata maupun telinga.
“Kami melaksanakan pengabdian masyarakat di bengkel las, karena resiko kesehatan yang dialami cukup besar. Kebisingan bisa mempengaruhi pendengaran, sedangkan cahaya berlebih dari proses ngelas dapat membuat mata akan mengalami masalah. Jadi, kami memberikan solusi agar bisa mengurangi radiasi cahaya berlebih dengan menggunakan kacamata hitam dan alat pelindung telinga yakni Ear Muff untuk mengatasi masalah kebisingan,” ucap mahasiswa semester 3 ini.
Sebelumnya, mahasiswa telah melakukan identifikasi lingkungan, terkait pekerjaan yang penuh dengan resiko. Pekerja di bengkel las merupakan salah satu orang yang beresiko berat mengalami masalah pada kesehatannya.
“Saya berharap dengan kegiatan ini, para pekerja di bengkel las dapat terjamin kesehatannya. Sehingga para pekerja bisa menjalani pekerjaan dengan aman dan nyaman karena sudah tahu cara mengantisiasi berbagai bahaya yang mengintai,” ucapnya.
Salah satu pekerja bengkel las, Ahmad Fauzi mengaku baru mengetahui jika tingkat kebisingan di tempat kerjanya cukup tinggi. Selain itu pencahayaan yang berlebih dari proses pengelasan menjadi salah satu masalah yang harus diperhatikan. Terkait kebisingan ini, dirinya biasanya tidak menggunakan pelindung telinga, namun karena mahasiswa menilai kebisingan yang terjadi di bengkel cukup tinggi, maka kedepannya akan menggunakan pelindung telinga.
“Kami berterima kasih kepada mahasiswa yang melakukan edukasi di bengkel las yang ada di sekitar kampus Unusa. Kami senang, karena edukasi ini membuat kami memahami akan pentingnya dan bahaya yang ada di sekitar tempat kerja,” ucapnya. (sar humas)