Hima Gizi Gelar Foodest 2021

Surabaya – Himpunan Mahasiswa (Hima) Gizi Unusa menggelar webinar tentang Foodest (Food Waste Creation Contest) 2021 dengan tema Increase Your Creativity With Food Waste Around You For The Beauty Of The Earth, Sabtu (15/1). Dalam acara ini juga digelar lomba fotografi dan infografis.
Menghadirkan dua narasumber masing-masing Abdul Hakim Zakkiy Fasya, S.KM., M.KL Dosen S1 Kesehatan Masyarakat Unusa dan Alya Fatina Diandari Ketua Yayasan Surplus Peduli Pangan.
Hakim menjelaskan jumlah makanan yang terbuang di dunia mencapai 2,6 triliun dollar AS, jumlah tersebut cukup untuk memberi makan sebanyak 815 juta orang kelaparan di Dunia. Sedang jumlah sampah makanan di Indonesia cukup tinggi. “Menurut FAO, Indonesia merupakan penghasil sampah makanan terbesar kedua di dunia,” ungkap Hakim.
Ada dua istilah umum yang biasa digunakan namun memiliki arti berbeda, yaitu food loss dan food waste. Food loss terkait dengan makanan yang hilang pada tahap awal produksi seperti panen, penyimpanan dan transportasi, sedangkan food waste adalah makanan yang layak untuk dikonsumsi manusia tapi dibuang.
Dikatakannya, saat makanan itu dibuang, bukan hanya makanan yang terbuang namun semua sumber daya yang diperlukan juga terbuang. “Ada lima cara food waste merusak lingkungan yaitu dengan pemborosan air, minyak dan BBM, melepaskan metana, keborosan tanah dan merusak keanekaragaman hayati,” ungkap Hakim.
Sedangkan, Alya menjelaskan penyebab food loss yaitu mutu kurang baik, penanganan dan penyimpanan yang kurang baik, dan banyak hasil panen yang ditolak karena penampilannya tidak sesuai dengan standar pasar.
“Ada beberapa jenis food waste yang sebenarnya bisa dihindari, yaitu makanan yang seharusnya masih bisa dikonsumsi namun terbuang karena kelalaian manusia, dan sisa makanan yang bisa dikonsumsi oleh sebagian orang seperti pinggiran kulit dan kulit kentang,” ungkap Alya.
Akan tetapi ada food waste yang tidak bisa dihindari seperti sisa tulang, cangkang telur dan kulit buah. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah makanan seperti buat rencana menu agar tidak berlebihan dalam memasak atau membeli makanan, buat daftar belanja sebelum pergi, makan sampai habis, menyadari selera makan atau kesanggupan ketika makan, memahami informasi tanggal pada produk makanan, dan berbagi makanan. “Bisa juga kreasikan menjadi menu lain, misal dari sisa nasi dapat menjadi rengginang, intip, cireng nasi dan berbagai macam olahan lainnya,” ucapnya. (sar humas)