Cegah Stres, Pengabdian Masyarakat Unusa Ajarkan Manajemen Stres Kepada Santri

Surabaya – Tim Pengabdian Masyarakat dari Program Studi (Prodi) S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan edukasi manajemen stres di Pondok Pesantren As-Syafi’yah, Tanggulangin, Sidoarjo.

Tim pengabdian masyarakat ini berisikan empat dosen antara lain Khamida S.Kep.Ns., M.Kep., Syiddatul Budury S.Kep., Ns., M.Kep., Chilyatiz Zahroh S.Kep., Ns., M.Kep, dan Andikawati Fitriasari S.Kep., Ns., M.Kep.

Salah satu tim pengabdian masyarakat, Khamida menjelaskan edukasi ini dilakukan dosen Unusa untuk memanajemen stres untuk santri wati yang ada di pondok pesantren As-Syafi’yah Tanggulangin, Sidoarjo. Ada pandemi covid-19 ini tidak jarang santri akan mudah untuk stres.

“Jadi kami mengedukasi mereka bagaimana caranya mengatur atau manajemen stres bagis santri yang saat ini berlajar di pondok pesantren,” jelas Khamida, Rabu (2/12).

Khamida menjelaskan jika santri menjadi salah satu kelompok masyarakat yang rentan mengalami stres. Karena, mereka di pesantren tidak boleh bertemu keluarga dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Karena pandemi masih belum bisa ditentukan kapan akan berakhir. “Bagi santri baru terutama, dan sebagian santri lama, akan stres karena tidak bisa bertemu keluarga. Itu tidak bisa dipungkiri,” katanya.

Khamida menjelaskan didalam pondok sendiri tidak jarang santri mengelami stres ditengah pandemi covid-19 ini. Gejala stres ini terlihat dari santri seperti gelisah tidak bisa tidur nyenyak saat malam kondisi ini santri harus melakukan beberapa hal, salah satunya dengan menarik nafas panjang dengan posisi duduk relaks. “Tujuannya untuk melepaskan semua beban yang ada, bisa lebih tenang sehingga stres bisa lepas dengan sendirinya,” tukas Khamida.

Selain itu, pihak pengelola pondok juga diwajibkan untuk lebih melonggarkan santri dalam berkegiatan. Jika santri kelihatan kurang sehat harus diberi dispensasi beristirahat lebih banyak dibandingkan santri lainnya. “Ada saling pengertian agar santri dan pengelola bisa terus sehat lahir dan batinnya termasuk psikisnya,” tukas Khamida. (sar humas)