Surabaya – Kesehatan dan keselamatan di tempat kerja kian menjadi faktor yang sangat penting. Seiring hal itu, minat mahasiswa bidang kesehatan dan keselamatan kerja semakin tinggi.
Sukses menggelar seminar nasional yang mengangkat tema peran dan profesionalime tenaga kesehatan di dunia kerja, Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar kuliah tamu yang membahas ergonomi.
Kuliah tamu mengundang pakar dari Universiti Malayssia Sabah, Dr Shamsul Bahari Shamsudin, PhD., COSHT, CISM. Dengan mengangkat tema “Ergonomics Risk Assesment & Working Performance of Pre-Cast Construction Workers In Sabah (Malaysia, kuliah umum dilaksanakan di Kafe Fastron lantai 3, Tower Unusa, Kampus B, Jemursari Surabaya, pada Jumat (12/7).
“Kuliah tamu ini membuka Surabaya International Health Conference (SIHC) ke-2 yang kami gelar selama 3 hari dan mengundang delegasi dari 8 negara. Kegiatan ini merupakan rangkaian dies natalis ke-6 Unusa,” kata Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie dalam kata sambutannya.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Unusa, Firdaus, SKep Ns MKes mengatakan kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan wawasan mahasiswa dalam bidang ergonomi yang mempelajari interaksi antara manusia dengan tempat kerja yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan.
“ Tujuan kegiatan kuliah tamu ini untuk menambah wawasan mahasiswa tentang risiko ergonomi dan performance kinerja konstruksi di Malaysia. Harapannya mahasiswa bisa mengaplikasikannya di dunia kerja secara nyata. Mereka menjadi lulusan yang berkualitas dan unggul di dunia global,” katanya.
Kuliah umum ini dihadiri mahasiswa program studi S1 Kesehatan Masyarakat (KM), S1 Gizi, D-IV Analis Kesehatan dan D-IV Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3).
“Dengan mengundang pakar dari luar, kami berharap mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan membuka wawasan dalam bidang rrgonomics dari pemateri yang ahli di bidangnya. Bagi fakultas dan prodi bisa membina suatu jejaring kerjasama dengan praktisi terkait dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan (link and match). Sekaligus meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan menghasilkan peserta didik yang berwawasan luas,” pungkasnya. (hap/Humas Unusa)