Surabaya – Akuntan memiliki tantangan tersendiri dalam mewujudkan jiwa entrepreneurship muda Indonesia. Di era milenial, tantangan tersebut semakin dinamis. Akuntan dituntut memiliki kompetensi yang mumpuni baik teknis akuntansi maupun teknologi yang mengiringi perkembangan akuntansi dunia. Hal itu terungkap dalam Seminar Nasional Akuntansi yang diselenggarakan oleh Hima Aksa, Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Minggu (7/04).
Rektor Unusa, Achmad Jazidie dalam sambutannya mengatakan bahwa seorang akuntan harus akrab dengan tekmologi informasi. Akuntan harus memahami big data yang menyimpan banyak informasi, bukan hanya data keuangan namun juga data non keuangan. “Seorang Akuntan dituntut tidak hanya memiliki ketrampilan menyusun laporan keuangan, namun harus pandai merancang dan menganalisis data keuangan dan non keuangan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Prof Jazidie mengatakan bahwa revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan era internet of things yang berlanjut ke internet of everithing akan memiliki pengaruh besar terhadap profesi akuntansi. “Semua prodi di Unusa tidak boleh buta teknologi informasi, khususnya Prodi Akuntansi harus melek teknologi informasi,” tegasnya.
Seminar yang dilenggarakan di Tower Unusa Lantai 3 ini diikuti oleh ratusan mahasiswa baik dari dalam maupun luar Unusa. “Tercatat lebih dari seratus mahasiwa yang mengikuti acara ini, 75 mahasiswa non unusa, dan 95 mahasiswa unusa,” ungkap Ketua Panitia, Nurul Miftahul Ulumiah, mahasiwa Akuntansi Unusa. Acara ini sangat penting untuk diselenggarakan, karena sudah menjadi kebutuhan mahasiswa akuntansi di era milenial. Unusa terus berupaya menyiapkan infrastruktur berbasis teknologi informasi. Proses pembelajaran di Unusa didorong untuk memanfaatkan IT. Unusa membekali mahasiswa dengan e-Sorogan yang berfungsi sebagai tools pembelajaran. Belended learning dipilih sebagai metode pembelajaran yang sesuai dengan era revolusi industri dengan memadukan metode pembelajaran secara offline dan online.
Seminar yang dihadiri dua narasumber dari Akademisi dan Praktisi ini menyajikan tema tantangan akuntan dalam mewujudkan jiwa entrepreneurship muda Indonesia di era Milenial. Dosen universitas sultan ageng tirtayasa, Roza Mulyadi, SE, Ak, M.Akt, CA, CIBA, ACPA, CSRS sebagai narasumber pertama menyampaikan makna akuntan di era milenial. Dengan penuh semangat dosen yang juga ketua IAI Banten tersebut memotivasi peserta seminar agar terus berjuang menjadi akuntan profesional yang tidak ketinggalan zaman.
Yusak Anshori, Dekan FEB sangat memberi apresiasi terhadap seminar nasional ini. “Bila perlu setiap tahun, Hima Aksa harus mengadakan acara serupa,” ungkap Yusak diiringi gelak tawa panitia.
Lebih lanjut Yusak mengungkapkan saat ini sudah mulai banyak usaha mikro, kecil dan menengah yang membutuhkan akuntan. Akuntan di era milenial memadukan kebutuhan bisnis dengan teknik pencatatan yang benar berbasis teknologi. Keputusan bisnis harus bisa dengan cepat dan akurat disajikan oleh akuntan. Ke depan mahasiswa akuntansi Unusa diharapkan mampu memahami teknik akuntansi berbasis digital dan dapat memenuhi kebutuhan industri terhadap laporan akuntansi. (Humas)