Surabaya – Himpunan Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya padati Rumah Pintar, Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim pada jum’at (07/12). Dalam rangka mendukung gerakan pintar memilih, Hima PAUD adakan kunjungan ke Rumah Pintar KPU Jatim. Puluhan mahasiswa terlihat antusias dalam mengikuti serangkaian kegiatan yang dipimpin langsung oleh Humas KPU Jatim.
Sunanto, M.Pd pembina Hima PAUD Unusa ini dalam pidato pembukaannya mengungkapkan bahwa menjadi pemilih yang pintar adalah kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk meminimalisir buta politik yang saat ini sedang berjangkit di tengah kaula muda. “Memang kegiatan ini tidak terlalu memiliki kesinambungan dengan konsentrasi pendidikan kita, namun menjadi pemilih pintar adalah kewajiban setiap warga negara indonesia,” ungkapnya. “Maka dari itu hari ini kita agar sama-sama belajar tentang bagaimana memilih wakil rakyat seharusnya, dan apa saja sebenarnya proses yang harus di lalui paslon untuk dapat mencalonkan diri,” katanya menambahkan.
Angka buta politik yang semakin meningkat di Indonesia memicu lahirnya rumah pintar KPU. Tujuan dari rumah pintar ini tidak lain adalah untuk kembali meningkatkan kualitas sedar politik di Indonesia. Hal ini diamini oleh Gogot Cahyo Baskoro, Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih dan Parmas) KPU Jatim ini membenarkan bahwa angka golput yang tinggi juga mencerminkan ke-apatis-an warga tentang politik. “Angka golput yang semakin meningkat di Indonesia ini agaknya menjadi tanda bahwa banyak warga di Indonesia yang buta politik, maka dari itu rumah pintar ini kami lahirkan untuk menanggulangi hal tersebut,” tuturnya. “Kesiapan masyarakat terutama pemilih muda agaknya perlu dibina, dari cara mengevaluasi track record paslon hingga mempertimbangkan partai politik usungan paslon,” katanya mengimbuhkan.
Menjadi jeli dalam memilih adalah salah satu cara untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya juga memperhatikan keapatisan masyarakat sebagai salah satu problematika baru. Dengan daripada itu, menjadi simpatisan dan ikut serta bergerak dalam bidang masing-masing menjadi salah satu gerakan yang wajib. (rere/humas)