Unusa Hadirkan Khofifah Guna Bekali Mahasiswa Baru Tentang Revolusi Mental

Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabay (Unusa) menghadirkan Gubernur Jawa Timur terpilih Hj. Khofifah Indar Parawansa guna membekali Mahasiswa Baru tentang Revolusi Mental dalam acara Program Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang diadakan di kampus tower Unusa, Selasa (28/8).

Prof. Dr. Ir Achmad Jazidie, M.Eng., selaku Rektor Unusa mengungkapkanbahwa acara ini diikuti 1.234 mahasiswa baru Unusa yangmana jumlah ini merupakan hasil dari peningkatan 20 % dari jumlah tahun sebelumnya.

“Mahasiswa Barunya 1.274 mungkin masih bisa nambah kita tunggu sampai tanggal 2, ini sudah mencapai target dan naik 20% dibandingkan tahun sebelumnya,” terangnya.

Sebelum Khofifah memberikan materi tentang Revolusi mental, beliau mengajak seluruh mahasiswa baru UNUSA untuk berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan diiringi tampilan slide foto-foto Timnas Sepak Bola U-16 yang menjadi juara pada ajang Piala AFF 2018.

Kemudian beliau meminta salah satu mahasiswa baru unusa untuk maju ke depan dan menceritakan sebab ia menangis saat menyanyikan lagu Indonesia raya. Ia adalah Umi Rosyidah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Program Studi (Prodi) S1 Manajemen yang berkesempatan berjabat tangan langsung kepada Gubernur Jatim terpilih dan berkesempatan memeluknya. Tak hanya sampai disitu, ia juga diberi sepucuk surat oleh Khofifah yangmana hanya boleh dibuka saat ia sampai dirumah.

Kemudian Khofifah menjelaskan tentang 3 prinsip Revolusi mental yang diajarkan oleh Bung Karno.

Menurut beliausebelum kita ingin menggali tentang apa itu Revolusi Mental maka kita harus memanggil memori lama bagaimana Bung Karno pernah memberi pesan tentang pekerjaan rumah setelah kemerdekaan dideklarasikan. Yang salah satunya adalah investasi revolusi mental.

“Bagaimana negara ini berdaulat secara politik, bagaimana berdikari secara ekonomi, bagaimana kita berkribadian secara budaya itulah pesan Bungkarno tahun 63 menurut saya mejadi penting, kita panggil memori kita tentang Revolusi Mental yang diajarkan Bung karno,” pungkasnya. (nrl/humas)