Surabaya – Kampus sebenarnya menjadi tempat yang cukup ‘nyaman’ bagi para calon-calon yang akan bertarung dalam pemilihan kepala daerah. Apalagi, warga kampus yang sangat banyak dan kebanyakan adalah para pemilih pemula yang bisa diajak untuk memilih calon yang bersangkutan.
Namun, nampaknya kampus dilarang untuk menjadi tempat berkampanye bagi para calon. “Intinya kita akan mengundang orang-orang yang memiliki gagasan bagus. Esensinya perguruan tinggi akan memberikan kesempatan bagi kandidat dengan prinsip keadilan politik. Tidak ada unsur kampanye. Kalau sudah jadi tempat kampanye, maka kampus akan menjadi sub ordinat kepentingan politik. Perguruan tinggi tidak boleh jadi sopir apalagi kernetnya,perguruan tinggi harus bisa menjadi pemilik dari mobil itu,” jelas penasehat Paguyuban Rektor Jatim, M Nuh, Sabtu (6/1).
Senada dengan M Nuh, Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng juga melarang kampusnya untuk menjadi tempat kampanye. “Kalau para calon mau datang ke kampus, kita harus lihat dulu tujuannya mau kampanye atau mau apa. Kalau mau kampanye, jelas kami larang,” jelasnya. (Humas Unusa)