Surabaya – Minimnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya diabetes merupakan salah satu faktor utama yang menjadikan masih tingginya jumlah penderita diabetes di Indonesia. Selain itu, pengetahuan tentang cara yang tepat untuk menangani diabetes pun masih rendah. Di Indonesia, 73% pasien tidak mengetahui dirinya mengidap diabetes hingga mereka datang ke dokter dengan keluhan komplikasi dan mengganggu aktivitas fisiknya. Selain karena minimnya pengetahuan masyarakat akan diabetes, gejala Diabetes yang klasik juga tak dirasakan oleh pasien. Gejala klasik tersebut antara lain sering haus dan lapar disertai penurunan berat badan. Tak hanya itu, karakter orang Indonesia yang belum mengaku sakit bila belum tergeletak tak berdaya dan ketakutan dalam melakukan deteksi dini penyakit Diabetes, semakin memperparah keadaan. Padahal, idealnya, diabetes dideteksi dan diterapi secara dini tujuannya ialah mencegah komplikasi penyakit berbahaya seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan.
Oleh sebab itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap diabetes. Terkait hal itu, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya mengadakan pengabdian masyarakat (pengmas) tentang Diabetes pada ibu-ibu PKK Rusun Menanggal Blok 69 Surabaya dengan mengambil tema Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus melalui Teknik Penghitungan Kalori. Pelaksanaan pengmas berlokasi di Rusun Menanggal Blok 69 Surabaya. Edukasi ini menitikberatkan pada ibu-ibu PKK sebab kegiatan menyiapkan makanan dan masak memasak di rumah, sebagian besar dilakukan oleh ibu-ibu.
Permadina Kanah Arieska, M.Si, ketua tim pengabdian masyarakat menyampaikan, “Banyaknya penderita Diabetes tipe 2 lebih banyak disebabkan pola makan dan pola hidup yang tidak sehat sehingga ibu-ibu sebagai subjek utama dalam menyediakan makanan keluarga, harus memahami berapa kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. Walhasil konsumsi makanan dan juga minuman menjadi seimbang, tidak terlalu banyak di karbohidrat, pun tidak juga lebih banyak pada protein. Intinya adalah seimbang dan proporsional, semua yang berlebihan pasti akan berefek kurang baik,” Tuturnya.
Novera Herdiani, M.Kes, Dosen Gizi Masyarakat sekaligus anggota program pengabdian masyarakat ini juga menyampaikan “Seringkali masyarakat meyakini mitos – mitos terkait Diabetes. Misal sama sekali tidak mau makan yang berkarbohidrat, akhirnya memperbanyak makan buah, padahal didalam buah pun ada kandungan karbohidrat meskipun prosentasenya sedikit,” ungkapnya Senin, (27/11/17)
Acara pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode yang fun dan menyenangkan. Diawali dengan penjelasan tentang diabetes, kemudian dilanjutkan dengan cara menghitung jumlah kalori dan ditutup dengan diskusi serta game mitos versus fakta. Pada akhir sesi diberikan doorprize bagi peserta yang berhasil menjawab dengan benar terkait fakta – fakta Diabetes dan juga penanganannya dipandu oleh ibu Dwi Handayani M, Epid. Acara ini disambut dengan baik oleh ibu-ibu PKK Rusun Menanggal.
“Ke depan, mungkin bisa diadakan pemeriksaan gula darah dan juga edukasi penyakit lain. Saya sangat senang dengan program ini. Sangat bermanfaat.” ungkap Ibu Larno selaku ketua PKK Rusun Menanggal blok 69 Surabaya. (kan)