Tiga Mantan Menteri Bekali Mahasiswa Baru Unusa

Surabaya

Luar biasa, tiga mantan menteri yang tidak lain adalah warga Nahdliyin, ikut memberikan bekal kepada seribu lebih mahasiswa baru Universitas Nadlatul Ulama Surabaya (Unusa) dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun akademik 2016/2017, Senin (29/8). Kegiatan ini digelar di Kampus B Jemursari Surabaya.

Tiga mantan menteri masing-masing, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Helmy Faishal Zaini, Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Saifullah Yusuf, dan Mendikbud, Mohammad Nuh. Ketiganya memberikan pembekalan sebagai bentuk motivasi.

Dalam sambutan Mohammad Nuh, yang tidak lain adalah ketua yayasan RSI Surabaya, sebagai badan penyelengara Unusa, mengatakan, saat ini Indonesia tengah menyiapkan generasi penerus, kita akan menghadapi satu abad Indonesia pada tahun 2045  “Saya melihat wajah anak-anak kita dari kelompok menengah ke bawah, kelompok marjinal, kalau ini tidak kita akomodasi dalam kereta besar dan menciptakan gerbong untuk mereka, lantas siapa lagi,” kata Nuh

Gerbong yang paling efektif adalah pendidikan. Melalui Unusa ini, Nuh berharap akan terciptanya gerbong di salah satu kereta besar yang mampu mengantarkan generasi emas pada satu abad Indonesia. “Dulu, melalui pemerintah ada bidikmisi dan sekarang melalui Unusa,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini melanjutkan.

Nuh yang juga Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) menekankan pentingnya wawasan Aswaja yang Rahmatan lil Alamin. “Pembelajaran kreatif-inovatif, entrepreneur, dan berwawasan Aswaja yang Rahmatan lil Alamin harus ditekankan,” katanya mengungkapkan.

Sedangkan Helmy Faishal Zaini  menerangkan seputar lembaga pendidikan NU yang terus berkembang. Sekjen PBNU ini menceritakan ke depan NU terus berkomitmen menciptakan SDM terampil dibidangnya.

Senada dengan Helmy, Saifullah Yusuf juga menekankan keterampilan dan kompetensi. Di tengah persaingan ketat kata Saifullah Yusuf, penguatan SDM di lakukan.

“Intelektual juga penting termasuk ketrampilan. Usahakan terampil bidang tertentu sesuai bidang dan minat bakat. Jadi spiritual, intelektual, dan keterampilan penting,” katanya. (Humas Unusa)