Surabaya
Himpunan Mahasiswa (Hima) Wirdhan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menyelenggarakan Seminar Nasional Bertema Beauty After Birth. Kegiatan ini bertempat di Gedung Diagnostic Center RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan dihadiri 350 peserta, baik dari mahasiswa maupun bidan klinik.
Selain itu, para pemateri yang didatangkan dalam seminar ini merupakan para pakar yang ahli dalam bidang ini. Endang Sri Resmiati, SH, SST,M.Mkes (Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Timur), dr. Gatut Hardianto, SpOG(K) (Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri Ginekologi, RSUD Dr. Soetomo-FK Unair), Yunik Windarti, SST., M.Kes (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya), Sabtu (28/5).
Gatut Hardianto menjelaskan materi tentang vaginal repair and vaginal exercise, salah satu caranya dengan latihan otot dasar panggul. Hal ini dapat meningkatkan kekuatan dan ketebalan otot dasar panggul akan memperbaiki masalah otot dasar panggul. Keberhasilan mengurangi gejala prolaps mencapai 71%. “Cara melakukan Kegel Exercise, duduk di kursi/dudukan toilet/ berdiri, yakinkan bahwa telapak kaki ada di lantai dengan posisi agak mengangkang, badan dibungkukkan ke depan dengan siku diletakkan pada lutut,” katanya.
Selain Kegel exercise, kata Gatut menjelaskan, terdapat pula massase perineum, pijat ini adalah meregangkan introitus vagina secara gentle dengan menggunakan jari, periksa dengan menggunakan lubrikan. Pijat ini dilakukan mulai pada usia kehamilan 34-35 minggu, dilakukan tiap hari (10 menit), tujuan meningkatkan elastisitas vagina dan perineum sehingga membantu menghindari tindakan episiotomi atau sobekan perineum yang parah,” tuturnya.
Sementara Endang Sri Resmiati menuturkan, cara memperbaiki diri pasca melahirkan, masa nifas atau puerperium adalah setelah kala empat sampai dengan enam minggu berikutnya (pulihnya alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil). Akan tetapi seluruh otot genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Masa ini merupakan periode kritis baik bagi ibu maupun bayinya maka perlu diperhatikan. “Hal-hal yang perlu dipantau pada masa nifas, antara lain, pemantauan tanda-tanda vital, pengeluaran darah pervaginam/lochea, kondisi perineum (adakah tanda infeksi, penyembuhan luka), kondisi uterus (kontraksi uterus, tinggi fundus), fungsi kemih, fungsi saluran cerna, tanda-tanda bahaya nifas (keluhan sakit kepala, rasa lelah dan nyeri punggung, pembengkakan payudara (tanda-tanda mastitis), pemantauan keberhasilan pemberian ASI, pemantauan emosi ibu, bagaimana dukungan yang didapatkannya dari keluarga, pasangan, dan masyarakat untuk pengasuhan bayinya,” ungkapnya.
Pembicara lain, Yunik Windarti mengungkapkan tentang , hal ini menjadi pendukung ASI eksklusif dan pendukung Ibu. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI: Nutrisi, Kondisi Psikis, Perawatan Payudara, Frekuensi bayi menyusu, Isapan bayi dalam menyusu, dan alat kontrasepsi. Pijat oksitosin bertujuan untuk mengatasi masalah pengeluaran ASI yang disebabkan oleh menurunya stimulasi hormon oksitosin.
“Manfaat pijat oksitosin, memberikan kenyamanan pada ibu sehingga akan memberikan kenyamanan pada bayi yang disusui, memperlancar ASI, membuat saluran ASI (milk ducts) lebih lebar, membuat ASI mengalir lebih mudah, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit, mempercepat involusi uteri,” ungkapnya. (Humas-Unusa)