Tim Pengabdian Masyarakat FKK Unusa Bagikan Masker Ke Santri TPQ Masjid Bahauddin Sepanjang

Surabaya – Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dengan membagikan masker serta memberikan pembelajaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada santri TPQ Masjid Bahauddin Jalan Sepanjang gang 3 Mujahidin Sepanjang, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.

Tim pengabdian masyarakat dari FKK Unusa terdiri dari Yanis Kartini, SKM., M.Kep dan Faridah Ummah, S.Kep.Ns., M.Kep serta beberapa mahasiswa dari FKK Unusa. Dalam pengabdian ini, memberikan pengetahuan PHBS dan membagikan masker kepada anak TPQ agar terhindar dari virus covid-19.

“Terlebih anak-anak ini rentan tertular lantaran tidak jarang anak akan langsung makan tanpa cuci tangan sehabis main dengan teman-temannya,” ucap salah satu tim pengabdian Masyarakat FKK Unusa, Yanis Kartini, SKM., M.Kep, Rabu (29/7).

Yanis menjelaskan pentingnya PHBS ini mulai diajarkan sejak dini, karena pada masa anak anak itu otoritas biasanya terketak pada guru ketimbang orang tuanya, dan nengajarkan pada masa anak anak bagaikan mengukir diatas batu.

“Dengan demikian biasanya akan terekam lebih lama dalam memori dan diharapkan nantinya menjadi kebiasaan untuk selalu berperilaku hidup persih dan sehat dimasa berikutnya. Apalagi pengabdian saat ini juga diikuti oleh para ustadzah diharapkan melanjutkan dan memotivasi para santri untuk mematuhi protokol kesehatan utamanya adalah pemakaian masker dan rajin menjaga kebersihan antara lain membiasakan cuci tangan,” bebernya.

Pengabdian masyarakat ini juga dilakukan mengingat saat ini santri sudah mulai masuk sekolah atau mengaji. “Jadi dengan ajaran PHBS ini membuat santri lebih bisa menjaga kesehatannya,” ucapnya.

Dengan pemberian masker ini mengajarkan anak-anak untuk hidup sehat. “Jadi akan lebih terhindar dari covid-19 yang memang penyebarannya selain secara droplet juga bisa melalui udara, sehingga dengan mematuhi penggunaan masker dapat mencegah penularan penyakit yang berbahaya ini,” kata Yanis. (sar humas)