Millenial Harus Belajar Manajemen Keuangan

Surabaya – Bagi millenials mengatur pengeluaran bulanan agaknya menjadi hal yang tak mudah bagi sebagian kalangan. Budaya konsumtif menjadi faktor utama gagalnya manajemen keuangan diterapkan. Tak hanya itu, masyarakat yang terkapitalisasi cenderung lebih banyak menghabiskan uangnya pada barang yang sifatnya adalah keinginan daripada yang bersifat kebutuhan.

Pemetaan kebutuhan merupakan landasan pertama untuk menerapkan manajemen keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Hidayatul Khusnah, S.Pd, M.Sc dosen akuntansi Universitas Nahdlatu Ulama Surabaya ini menjelaskan bahwa, merancang pengeluaran dalam 1 bulan kedepan bisa membantu meghemat pengeluaran. “Pertama yang bisa kita lakukan yakni membuat plan (rancangan) pembelanjaan dalam 1 bulan kedepan, apa-apa saja yang merupakan kebutuhan pokok yang harus dibeli pada bulan tersebut,” katanya menuturkan.
Menurutnya generasi millenial tidak semua memiliki kecenderungan konsumtif, namun daripada itu millenial juga memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi, hal ini bisa membantu menunjang pemasukan mereka sendiri. “Selain memang kebanyakan millenial juga terbilang konsumtif, namun mereka juga kreatif, jadi sebenarnya itu bisa jadi tambahan pemasukan bagi mereka,” ungkapnya. “Namun kita tidak bisa memukul rata semua millenial itu boros, semua bergantung pada habits (kebiasaan) mereka dalam mengelolah keuangan,” katanya mengimbuhkan.
Mempelajari Manajemen keuangan untuk generasi muda merupakan bekal untuk mencapai kemandirian finansial di masa depan. (rere/humas)