Cegah Terpapar Covid-19, Sivitas Akademika Divaksin Secara Massal

Surabaya – Sebagai langkah mencegah penyebaran virus Covid-19, lebih dari 300 sivitas akademika Unusa, terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, tenaga kebersihan, dan tenaga keamanan menjalani vaksinasi di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya. Total keseluruhan ada 326 orang.

Sebelumnya, Unusa sudah lebih dahulu menjalankan proses vaksinasi di RSI Ahmad Yani Surabaya, pada 23 Februari 2021 diikuti 11 orang, kemudian pada 19 Maret sebanyak 36 orang dilaksanakan di Puskesmas Wonokromo. Kemudian mulai 29 Maret hingga 5 April 2021 dilaksanakan di RSI Jemursari Surabaya untuk 326 orang.

Kepala Direktorat Sumber Daya Unusa, Dra. Arofah, MM menjelaskan, vaksinasi gelombang ke-3 ini mengikutsertakan seluruh pegawai Unusa mulai dosen hingga tenaga kebersihan. Ini dilakukan agar seluruh pegawai Unusa sehat dan terhindar dari virus corona.
“Vaksinasi massal ini sebagai salah satu bentuk ikhtiar Unusa untuk melindungi seluruh pegawai dari terpapar Covid-19,” katanya, Senin (29/3).

Arofah menjelaskan, vaksinasi hari pertama diikuti 70 orang. “Kami lakukan secara bertahap untuk menghindari kerumunan saat melakukan vaksinasi,” katanya.

M Iqbal Chobir S.Kep.Ns, salah satu karyawan Unusa yang ikut divaksin menjelaskan, pada awalnya sebelum divaksinasi terasa tegang, karena terpengaruh berita yang tidak benar tentang vaksin. “Meski begitu saya tetap yakin jika vaksin ini aman. Alhamdulillah saya bisa memberanikan diri untuk divaksin,” kata Iqbal.

Iqbal mengaku saat divaksin dirinya tidak mengalami gejala seperti yang sempat dibaca di media massa. “Ada yang bilang demam atau apa, Alhamdulillah saya baik-baik saja, cuma rasanya saat jarum mulai disuntikan terasa sakit sedikit,” kata pria yang menjadi tenaga kependidikan di Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Unusa.

Hal sama dialami Nanang Rokhman Saleh, S.Ag, MTh.I., dosen pada Prodi PAUD ia mengaku jika ia tidak terlalu mempermasalahkan berita soal vaksin, sehingga ketika vaksin dirinya bisa lebih tenang. “Memang banyak informasi kurang tepat, sehingga membuat kita khawatir serta bisa berdampak tekanan darah naik,” jelasnya.

Nanang menceritakan, sebelum divaksin Covid-19 dirinya pernah menjalani vaksin meningitis, ketika akan berangkat umroh. Dari pengalaman tersebut membuat ia tetap tenang. “Hanya ada rasa sakit pegel di bagian tangan. Mudah-mudah melalui usaha ini membuat saya bisa terhindar dari terpaparnya virus Covid-19,” jelasnya. (sar humas)