Surabaya – OPOP (One Pesantren One Product) Training Center Unusa bekerjasama dengan Pemprov Jatim menggelar Workshop Sistem Jaminan Halal bakal diikuti perwakilan 100 pesantren dengan 100 produknya. Ditargetkan bakal muncul 40 produk unggul dari pesantren yang bakal memiliki sertifikat halal.
“Saya menduga tidak 100 produk pesantren itu bakal lulus atau layak mendapat sertifikat halal. Kami menargetkan bakal terpilih 40 produk yang nantinya benar-benar layak mendapat sertifikasi halal pemerintah,” kata Direktur OPOP Training Center, Mohammad Ghofirin S.Pd., M.Pd, di Tower Unusa, Kampus B.
Seperti diketahui, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dipercaya Pemerintah Provinsi Jatim mengelola One Pesantren One Product (OPOP).
Workshop Sistem Jaminan Halal untuk produk-produk pesantren ini digelar pada 14-15 November di Hotel Tretes View Pasuruan. Tujuannya segera melahirkan jumlah produk unggul dari pesantren. Program OPOP yang digagas Gubernur Khofifah Indar Parawansa menargetkan muncul 1.000 produk unggulan pesntren hingga tahun 2023.
Menurut Ghofirin, kriteria produk unggul sesuai target OPOP adalah produk yang memiliki sertifikasi produk. “Nah, salah satu sertifikasi produk adalah sertifikat halal,” katanya.
Seratus produk pesantren yang bakal dihadirkan di workshop, semuanya belum memiliki sertifikat halal. Tim Unusa dari sentra halal menjadi pembicara dalam workshop tersebut untuk memberi pemahaman kepada kalangan pesantren yang hadir. Mereka adalah Maharani Pertiwi K SSi M Biotech PhD, Moch Sahri SKM MKKK, dan Viera Nuriza Pratiwi, S.TP., M. Sc. Viera, dosen prodi S1 Gizi ini merupakan calon auditor halal Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Unusa.
Selanjutnya berdasarkan kriteria dan indikator penilaian tertentu, bakal dipilih produk-produk yang dinilai bakal lolos proses sertifikasi halal dari pemerintah.
Tim OPOP Training Center Unusa sendiri bakal mendampingi kalangan pesantren di lima bidang, yakni kelembagaan, poduksi, pemasaran, SDM, serta pembiayaan atau permodalan. Sertifikasi halal termasuk dalam bidang produksi.
“OPOP Training Center Unusa akan mendampingi para santriprenur agar produk-produk mereka bakal benar-benar mendapat sertifikat halal. Sehingga jika di kemasan produk terdapat logo halal, itu betul-betul logo standar halal pemerintah. Bukan sekedar pasang logo halal,” kata Ghofirin.(hap/Humas Unusa)