Surabaya – Sebagai Universitas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) patut berbangga diri. Pasalnya, dari 834 mahasiswa separuh lebih berpredikat dengan pujian (cumluade) dan dua belas wisudawan dinyatakan lulus terbaik.
Hal ini disampaikan langsung oleh M.Eng dalam kesempatan dialog santai bersama wisudawan terbaik Unusa 2018 pada Jumat, 14 September 2018 di Surabaya.
Prof Dr Ir Achmad Jazidie menyampaikan bahwa, para wisudawan tersebut berasal dari 14 program studi. Dan, untuk pertama kalinya Fakultas Kedokteran melulusakan 50 mahasiswa. Ke-50 lulusan FK langsung mengikuti program profesi kedokteran yang memang tersedia di Unusa.
“Kami sangat gembira atas telah selesainya ke-50 mahasiswa FK dengan tepat waktu. Dan, kami bersyukur berhasil untuk pertamakalinya melulusakan mahasiswa FK dan bersamaan dengan kelulusan mereka, akreditasi FK juga naik dari C menjadi akreditasi B,” ucap Prof. Jazidie saat dijumpai dalam dialog bersama wisudawan terbaik Unusa 2018, Jumat, (14/09/18).
“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama pula program profesi dokter terakreditasi sama,” imbuhnya.
Wisudawan sebanyak 834 wisudawan berasal dari S1 Pendidikan Dokter (50), S2 Keperawatan (16), S1 Keperawatan (179), Profesi Ners (97), D3 Keperawatan (96), D3 Kebidanan (95), S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat (45), S1 Gizi (32), D4 Analis Kesehatan (55), S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (36), S1 Pendidikan Guru PAUD (89), S1 Manajemen (26), S1 Akuntansi (12), S1 Sistem Informasi (6).
“Dari jumlah 834 wisudawan lebih dari separuh berpredikat cumlaude. Mereka kami nyatakan lulus cumlaude karena indek prestasi komulatifnya di atas 3,50 dan lulus tepat waktu untuk program studi D3 dan S1, sedang untuk program magister dan profesi IPK di atas 3,75,” terang pria ramah berkacamata ini.
Jazidie mengungkapkan, kenapa dalam waktu yang relatif singkat FK dapat meraih akreditasi B. Tidak lain karena fasilitas termasuk infrastruktur yang dimiliki Unusa sudah lengkap. Dan, FK Unusa satu-satunya Perguruan Tinggi swasta yang memiliki dua rumah sakit sebagai tempat praktik para mahasiswa. Sehingga aktivitas pembelajaran dan praktikum tidak menemui kendala.
“Kami berharap saat mengambil pendidikan profesi dokter, ke-50 mahasiswa lulusan pertama FK Unusa tidak menemui kendala, seperti halnya saat mengikuti perkuliahan di S1. Karena, kami sudah cukup banyak memiliki tenaga dosen doker spesialis. Dibantu dengan dokter spesialis pada dua rumah sakit milik yayasan mudah-mudahan semua bisa berjalan lancar,” pungkasnya.
Dalam tradisi wisuda di Unusa, pimpinan juga telah menentukan wisudawan terbaik yang ditentukan bukan hanya pada nilai akademik yang diraih tapi juga nilai sistem kredit prestasi (SKP). Karena, Unusa tidak hanya menghargai pada nilai akademik belaka melainkan prestasi lain di luar akademik, dengan persyaratan memperoleh IPK minimal 3,25 untuk program diploma dan S1 dan 3,50 untuk program profesi dan magister serta memenuhi SKP sebanyak 200 SKP.
“Artinya, bisa jadi seorang wisudawan berprestasi cumlaude tapi tidak menjadi yang terbaik atau sebaliknya, terpilih menjadi wisudawan terbaik tapi tidak cumlaude,” urai Prof. Jazidie.