English
MENJADI mahasiswa bagi beberapa orang mungkin suatu hal yang menyenangkan dan dinanti-nanti. Alih-alih sebagai profesi baru, kebanyakan dari mereka biasanya mencoba banyak kegiatan di kampus. Seperti organisasi, kepanitiaan, bahkan organisasi luar kampus atau kegiatan sukarelawan. Kendati demikian, beberapa kasus menunjukkan adanya kesulitan dalam penyesuaian waktu antara kegiatan akademik dan aktivitas lain.
Untuk meminimalisir hal tersebut, baiknya mahasiswa terlebih dahulu mengenali seberapa dalam kemampuan yang dimiliki. Dalam artian, tetap bisa aktif dalam suatu organisasi, kepanitiaan kampus, bahkan kegiatan lain, dengan menyesuaikan kapabilitas mereka dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya, persiapkan daftar kegiatan yang menjadi prioritas. Sembari aktif dalam kegiatan non akademik, kegiatan perkuliahan juga tetap harus menjadi prioritas utama. Dengan jadwal yang terencana, beban pikiran dan risiko stres akan berkurang.
Penting bagi mahasiswa juga untuk mengatakan “tidak” pada beberapa tawaran kegiatan yang dirasa mendesak, bukan prioritas dan tidak sesuai kemampuan. Hal ini masih selaras pada poin nomor satu. Keinginan untuk terus aktif dalam berbagai kegiatan juga tidak baik. Dalam artian mengabaikan kapasitas waktu, energi dan kemampuan yang dimiliki. Menyadari keterbatasan pada diri sendiri bukan berarti tidak produktif, namun sebagai langkah bijak menjaga kesehatan fisik dan mental.
Terakhir, sisihkan waktu untuk relaksasi, istirahat sekaligus refleksi setelah melakukan aktivitas. Hal ini mungkin terkesan remeh, namun penting untuk menghindari stres berlebihan. Menjaga keseimbangan antara tanggung jawab akademik, kegiatan organisasi atau kepanitiaan, waktu pribadi, dan hal-hal lain, menjadikan mahasiswa bisa tetap fokus. Sehingga, tetap maksimal dalam setiap kegiatan. (Humas Unusa/Zhw)
